Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setgab Terancam Terbelah

Kompas.com - 01/01/2011, 15:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Api friksi yang mulai terjadi antarpartai koalisi dalam naungan Sekretariat Gabungan (Setgab) pada tahun 2010 akan tetap memercik pada tahun 2011 ini. Berbagai dinamika yang akan terjadi dalam dunia politik Tanah Air diprediksi semakin "memanaskan" situasi.

"Peperangan" bukan antara koalisi melawan oposisi, tetapi justru di dalam koalisi itu sendiri. Pengamat politik sekaligus dosen pengajar di UIN Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, salah satu yang akan memanaskan konstelasi adalah pembahasan paket UU politik, di antaranya UU Penyelenggara Pemilu, UU Pemilu Legislatif dan UU Pemilihan Presiden.

Irisan kepentingan antaranggota Setgab dalam pembahasan UU tersebut bisa menjadi pemicu perpecahan. "Pembahasan paket UU politik akan membelah Setgab karena ada irisan kepentingan yang bertabrakan antar anggota Setgab. Faktor pembelahnya bukan Setgab versus opsisi tapi partai besar versus partai menengah. Khususnya pembahasan PT (parliamentary threshold)," kata Burhanuddin, Sabtu (1/1/2011), kepada Kompas.com.

Pertentangan serius, menurut Burhan, akan terjadi antara partai menengah seperti PAN, PKB, PPP dan PKS dengan dua partai besar koalisi, Demokrat dan Golkar dalam hal penentuan angka ambang batas. Pada posisi ini, Demokrat diperkirakan akan menentukan arah apakah PT berada di kisaran 5 persen atau lebih, atau tetap pada angka 2,5 persen.

"Kalau Demokrat bergabung dengan partai menengah, kemungkinan 2,5 persen PT akan menang. Sedangkan, kalau gabung dengan Golkar dan PDI Perjuangan, kemungkinan angka 5 persen atau lebih yang akan menang. Demokrat akan menentukan," ujarnya.

Angka PT minimal 4 persen yang sudah dipatok Demokrat sebagai hasil keputusan Rapat kerja beberapa waktu lalu, kemungkinan bisa menjadi jalan tengah. Selain soal PT, aturan mengenai boleh atau tidaknya anggota partai politik menjadi anggota KPU juga ditaksir akan menjadi pembahasan yang penuh pertentangan.

Ancaman partai tengah akan membentuk poros baru yang diusung PPP dan PKS, dinilai Burhan, sulit untuk terealisasi karena partai tengah seperti PAN dan PKB masih mengacu pada "titah" Demokrat yang secara terang-terangan meminta wacana itu dihentikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com