Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hip Hop Jawa Juga Istimewa

Kompas.com - 16/12/2010, 15:16 WIB

Komunitas mereka khas. Sebagian besar anggota komunitas datang dari perkampungan dan teman nongkrong di jalanan. Lahirnya hip hop Jawa pun alami dan sederhana. ”Tak ada tendensi apa-apa saat menyanyi hip hop Jawa ini. Hanya ingin ngerap, tapi dengan bahasa yang kami kenal sehari-hari, bahasa Jawa,” kata Marzuki.

Poetry Battle

Eksistensi hip hop Jawa ditandai hajatan Poetry Battle (2006 dan 2009) yang diadakan Jogja Hip Hop Foundation. Peserta ditantang menyanyikan puisi-puisi Indonesia dalam musik rap. Kegiatan itu menggerakkan generasi muda menggeluti puisi-puisi yang lama terasing dari publiknya sendiri.

”Ini luar biasa, anak-anak muda ini berpuisi, menggali sastra yang lama terasing dari masyarakatnya sendiri, tanpa mereka sendiri menyadarinya,” kata Landung Simatupang, budayawan yang juga narasumber film ”Hiphopdiningrat”.

Lalu, lahirlah lagu ”Ngelmu Pring” yang liriknya diambil dari puisi Sindhunata. Bait-bait Serat Chentini pun lahir kembali.

Kini, pengaruh komunitas hip hop Jawa itu berkembang. Anggotanya dari anak SD sampai anak kuliahan. Tak sedikit dari kalangan tak mampu.

Muhammad Setiawan (15), anggota kelompok musik hip hop di Kampung Sayidan, mengatakan, di kampungnya ada dua kelompok beranggota belasan orang. ”Kami pada mulanya teman nongkrong, akhirnya jadi kelompok rap karena suka,” kata anak pedagang gorengan itu.

Di kancah internasional, hip hop Jawa kian dikenal. Pada 2009, Ki Jarot tampil di Singapura. Januari 2011, ia diundang tampil di Amerika Serikat.

Menurut budayawan Sindhunata, fenomena hip hop bahasa Jawa ini wujud kerinduan generasi muda kembali ke akar budayanya.

”Selama ini ada kekosongan di sini. Hip hop Jawa merupakan cara anak-anak muda menjawab kekosongan ini,” katanya.

Penulis dan peneliti budaya Elizabeth Inandiak mengatakan, komunitas itu salah satu keistimewaan Yogyakarta. Dari komunitas anak-anak muda, hip hop Jawa menyatukan Yogyakarta dalam Jogja Istimewa.(IRENE SARWINDANINGRUM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com