Oh ya, sebagian rumah memasak dengan cara tradisional, menggunakan tungku yang disebut
Setelah bertemu induk semang rumah masing-masing, kegiatan dilanjutkan dengan jelajah alam yang dipandu kakak-kakak dari Karang Taruna Desa Pasanggrahan. Kami mendaki Gunung Burangrang.
Kami berjalan menyusuri pematang sawah, berjalan menanjak, menyeberangi sungai lewat jembatan bambu, bahkan beberapa kali ada yang terjatuh karena jalannya licin. Tapi, kelelahan kami terbayar oleh pemandangan indahnya.
”Aku jadi semakin sadar kalau Indonesia tuh indah banget. Tadinya aku enggak percaya masih ada tempat seasri ini,” kata Reza, peserta
Malam harinya kami mengadakan nonton bareng bersama warga desa. Acara ini berlangsung di pendopo. Awalnya kami sulit mencari sambungan listrik untuk layar LCD. Setelah setengah jam, baru kami berhasil mendapatkan sambungan listrik.
Keesokan harinya kami mengikuti kegiatan induk semang masing-masing. Bagi siswa yang induk semangnya pagi itu tak berkegiatan, mereka mengikuti kegiatan membuat gula aren, rengginang, atau batako. Kegiatan ini seru sekali!
Lalu siangnya kami mengadakan acara jual sembako murah dan pengobatan gratis. Hasil dari penjualan sembako murah itu kami berikan ke kas desa untuk pembangunan desa.
Hari ketiga
Di hari terakhir itu kami benar-benar enggak pengin pulang, rasanya masih ingin menikmati hari-hari di Desa Pasanggrahan. Malam terakhir