Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Yogya Wajib Ditanya soal Sultan

Kompas.com - 30/11/2010, 12:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, terkait perdebatan soal konsep pemilihan gubernur dan wakil gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DIY, perlu digelar referendum yang melibatkan warga DIY dan non-DIY.

"Rakyat DIY perlu ditanyakan, apakah mereka menginginkan Sultan langsung ditetapkan sebagai gubernur DIY atau melalui pemilihan kepala daerah," kata Burhanuddin ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (30/11/2010).

Sementara itu, warga non-DIY dari 32 provinsi lainnya pun patut dilibatkan pada proses referendum. "Warga non-DIY pun berhak didengar pendapatnya, apakah warga DIY berhak menentukan pilihan sesuai dengan pilihan mereka. Sebab, ini konteksnya berkaitan antara DIY dengan NKRI," sambung Burhanuddin.

Dikatakan Burhanuddin, pada prosesnya nanti, hasil referendum dari warga non-DIY dapat dijadikan pertimbangan. Sementara itu, kata putusnya tetap berada di tangan warga DIY.

Terkait perdebatan sistem monarki di DIY, Burhanuddin mengatakan, dirinya mendukung usulan yang dipaparkan oleh Universitas Gadjah Mada soal "Solusi Monarki Konstitusional untuk DIY".

Pada konsep tersebut dijelaskan, pemerintahan DIY terdiri dari tiga institusi. "Institusi pertama dipegang oleh Sultan dan Pakualam yang dianggap sebagai pengageng. Jadi, fungsinya sebagai pelindung sekaligus simbolik. Kedua, di level eksekutif, ada gubernur dan wakil gubernur yang dipilih langsung oleh masyarakat Yogyakarta. Ketiga, ada DPRD yang menjalankan fungsi check and balances," kata Burhanuddin.

Namun, sistem ini dianggap kurang sempurna. "Masalahnya, kalau misalnya terjadi deadlock antara gubernur dan DPRD, apa kewenangan Sultan dan Pakualam sebagai pengageng? Saya khawatir monarki konstitusional ala UGM dapat mencabut hak Sultan untuk ikut pemilihan kepala daerah karena posisinya sebagai pengageng. Namun demikian, ini jalan tengah dari perdebatan antara kubu yang pro penetapan dan pro pemilihan langsung kepala daerah DIY," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

    Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Nasional
    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Nasional
    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Nasional
    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Nasional
    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    Nasional
    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Nasional
    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Nasional
    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Nasional
    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Nasional
    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com