Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendah, Komitmen Pemerintah soal TKI

Kompas.com - 23/11/2010, 14:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning menilai komitmen politik pemerintah sangat rendah dalam perlindungan tenaga kerja Indonesia atau TKI. Mulai dari maraknya praktik mafia TKI yang merugikan para TKI, hingga bentuk kekerasan-kekerasan yang menimpa para TKI, terutama wanita.

"Komitmen politik pemerintah, tidak ada komitmen untuk melindungi TKI kita. Tahunya target kirim 1 juta orang. Lalu saya juga ada temui TKI, tadinya dia rencananya berangkat untuk mengurus anak, di sana ternyata disuruh mandiin unta," ungkapnya dalam keterangan pers Poksi PDI-P Komisi IX DPR RI, Selasa (23/11/2010).

Ribka mengatakan, praktik-praktik ini biasa dimulai dari dalam negeri dengan melakukan manipulasi data TKI, misalnya, KTP si TKI berstatus penduduk Jember, tetapi di paspornya tertulis asal Cianjur. Lalu, mereka yang lulus SMA diminta mengaku lulusan SD agar daya tawarnya rendah di negara tujuan pengiriman.

Sementara itu, berdasarkan data KBRI Kuala Lumpur yang diterima, PDI-P mencatat ada lebih dari 1.000 kasus kekerasan yang terjadi terhadap warga negara Indonesia di Malaysia. Kasus kekerasan yang paling banyak menimpa TKI wanita di Malaysia adalah gaji tidak dibayar oleh majikan atau agensi sekitar 60 persen, lalu 20 persen dipekerjakan di bawah umur, 10 persen mengalami penganiayaan fisik, 5 persen mengalami pelecehan seksual atau perkosaan, dan 5 persen lainnya dijadikan pekerja seks komersial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com