Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog Kikis Radikalisme

Kompas.com - 23/11/2010, 04:19 WIB

Jakarta, Kompas - Dialog antarumat beragama, khususnya yang dijalin dengan kelompok radikal, diyakini bisa menjadi jalan untuk mengikis radikalisme agama dan terorisme. Mengucilkan kelompok radikal tak akan menyelesaikan persoalan, tetapi justru membuat radikalisme agama dan terorisme kian menguat.

”Tidak mungkin mengikis kekerasan ataupun terorisme oleh kelompok radikal agama tanpa berdialog dengan kelompok radikal itu. Memang dialog dengan mereka akan sulit nyambung. Namun, dengan mengucilkan mereka, justru kita membuat mereka semakin radikal,” ujar Sekretaris Eksekutif Hubungan Antaragama pada Konferensi Waligereja Indonesia Benny Susetyo, Senin (22/11), dalam seminar tentang pluralisme dan kebebasan beragama di Kampus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.

Tantangan untuk berdialog dengan kelompok radikal agama, menurut Benny, jauh lebih sulit dibandingkan berdialog dengan umat beragama lain yang sepaham dalam menghargai pluralisme. Bahkan, kelompok yang seagama juga tak mudah berdialog dengan kelompok radikal agama itu.

”Dialog dengan kelompok radikal membutuhkan komunikasi yang intensif, terus-menerus, tekun, dan sabar. Ini membutuhkan pengorbanan. Namun, dialog itu, yang memang membutuhkan waktu yang panjang, diyakini bisa mendatangkan manfaat besar dalam membangun pluralisme dan kehidupan masyarakat yang damai,” kata Benny.

Peneliti agama dan perubahan sosial, Farha Ciciek, menyatakan, Orde Baru telah mewariskan sistem yang mengotak-ngotakkan suku, ras, dan agama. ”Komunikasi, interaksi, dan dialog penting untuk membongkar sekat itu,” katanya.

Di Padang, Sumatera Barat, Senin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengingatkan, kerja sama antarumat beragama untuk kepentingan kemanusiaan harus lebih ditingkatkan. (why/ink)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com