Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi dan ICW Satu Persepsi

Kompas.com - 19/11/2010, 20:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam pertemuan gelar perkara kasus penganiayaan aktivis ICW Tama Satria Langkun, polisi dan pihak ICW (Indonesian Corruption Watch), KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan), serta LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Jakarta sepakat dalam satu persepsi.

"Dari pertemuan tadi, ada satu titik terang yang kita anggap perkembangan cukup bagus. Yakni antara polisi dan kami telah satu persepsi dalam kasus ini," kata Nurkholis Hidayat, Direktur LBH Jakarta kepada wartawan di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jumat (19/11/2010).

Kesamaan persepsi ini, kata Nurkholis, bahwa Tama sudah ditargetkan oleh para pelaku yang dipesan oleh orang yang tidak suka dengan Tama. "Sebelumnya polisi mengarahkan penyelidikan pada pribadi Tama yang suka main perempuan dan judi bola. Tapi, sekarang satu persepsi bahwa Tama target penganiayaan," katanya.

Ditanya apakah motif Tama menjadi target penganiayaan terkait kiprahnya dalam tim pengungkapan kasus rekening gendut perwira tinggi Polri, Nurkholis mengatakan polisi masih menyelidiki motif pesanan ini. "Kita masih menyimpan asumsi kesitu, namun polisi masih menyelidiki motif ini," jelasnya.

 

Sementara, untuk pihak mana yang berwenang mengusut kasus ini, dimana sebelumnya dipertanyakan antara Polda Metro Jaya ataukah Polres Jakarta Selatan, Nurkolis mengatakan berkas dan penyilidikan oleh Polres Jakarta Selatan, dan Polda Metro Jaya memberikan asistensi.

Tama S Langkun, aktivis ICW yang dianiaya sekelompok orang usai menonton sepak bola Piala Dunia di sebuah kafe di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (8/7/2010). Ia dianiaya empat pria yang menaiki motor saat menuju rumahnya di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Diduga Tama dianiaya terkait keterlibatannya dalam tim yang mengungkap rekening gendut perwira tinggi Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Hakim Fahzal Hendri Pimpin Sidang Dugaan Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh

Nasional
Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Hakim MK Saldi Isra Sindir Pemohon Gugatan Pileg Tidak Hadir: Kita Nyanyi Gugur Bunga

Nasional
Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Kaesang Sebut Ayahnya Akan Bantu Kampanye Pilkada, Jokowi: Itu Urusan PSI

Nasional
Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Oknum TNI AL Pukul Sopir Pikap di Bogor, Danpuspom: Ada Miskomunikasi di Jalan

Nasional
Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Ruang Kerja Sekjen DPR Indra Iskandar Digeledah KPK, BURT: Proses Hukum Harus Kita Hormati

Nasional
Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Kompolnas Duga Ada Pelanggaran Penugasan Brigadir RAT untuk Kawal Pengusaha

Nasional
Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Surya Paloh Pamer Nasdem Bisa Dukung Anies, tapi Tetap Berada di Pemerintahan Jokowi

Nasional
Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Lagi Hari Ini

Nasional
Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Hardiknas 2024, Puan Maharani Soroti Ketimpangan Pendidikan hingga Kesejahteraan Guru

Nasional
Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Rakornis, Puspom dan Propam Duduk Bersama Cegah Konflik TNI-Polri Terulang

Nasional
Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Hardiknas 2024, Pertamina Goes To Campus 2024 Hadir di 15 Kampus Terkemuka

Nasional
Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Atasan Tak Tahu Brigadir RAT Kawal Pengusaha di Jakarta, Kompolnas: Pimpinannya Harus Diperiksa

Nasional
Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com