Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Said: Itu Tanggung Jawab Penerbangan

Kompas.com - 19/11/2010, 13:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi V Muhidin Mohammad Said memang tak ikut dalam rombongan rekan-rekannya yang berangkat studi banding ke Rusia, 1-6 November. Dirinya merupakan bagian rombongan studi banding ke Italia, 26 Oktober-1 November lalu, untuk urusan yang sama, RUU Rumah Susun.

Namun, politisi Golkar ini turut berkomentar terhadap "tudingan" yang dilontarkan kepada rekan-rekannya satu komisinya. "Saya sudah dengar ceritanya, tapi itu kan masalah penerbangan. Mau dipaksakan gimana. Kalau di-delay kan, itu (penumpang) urusan penerbangan," ungkapnya kepada Kompas.com, Jumat (19/11/2010).

Said diminta pendapatnya mengenai rombongan anggota DPR yang dilaporkan "menelantarkan" seratusan tenaga kerja wanita di Bandara Dubai, Sabtu (6/11/2010). Karena penerbangan ke Jakarta dibatalkan akibat letusan Gunung Merapi, para TKW kebingungan berhadapan dengan sejumlah prosedur dan situasi di hotel transit di dekat bandara. Mereka ditolong oleh sejumlah warga negara Indonesia dalam satu penerbangan itu.

Menurut Muhidin, rombongan yang dipimpinnya pergi ke Italia juga transit di Dubai pada tanggal 31 Oktober, dan mengalami delay selama 4-5 jam di bandara karena masalah cuaca di Tanah Air yang membuat penerbangan tidak bisa dipaksakan.

Namun, lanjutnya, sepanjang waktu penundaan, semua urusan diatur dengan sangat baik oleh pihak penerbangan. Muhidin memuji pula pelayanan pihak penerbangan yang sangat bagus sehingga waktu berlalu tanpa terasa. Sementara itu, lanjutnya, mungkin saja dalam selang waktu delay itu para penumpang saling bertemu dan berinteraksi. Rombongannya pun bertemu dengan rombongan TKI yang juga akan kembali ke Tanah Air.

Memang, menurut Muhidin, kalau namanya rombongan pasti ribut. "Tapi dalam keadaan itu, kan semua ditanggung penerbangan. Itu tanggung jawab penerbangan. Yang salah kalau mereka ditelantarkan. Kalau ada aduan, wajarlah kita harus memperhatikan hak-hak mereka, tapi mereka kan tidak mengadu, ya apa yang mau diperhatikan," tambahnya kemudian.

Muhidin juga meminta, masyarakat yang protes dengan perilaku rekan-rekannya ini seharusnya dengan jelas menyebutkan siapa nama anggota Dewan yang telah berperilaku tidak etis dan melontarkan kalimat-kalimat pedas. "Jangan hanya sekadar bilang ada anggota yang begini, begitu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com