Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmono Minta Publik Sabar

Kompas.com - 15/10/2010, 13:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kejaksaan Agung RI Darmono meminta publik untuk bersabar perihal kelanjutan kasus Bibit-Chandra yang kini kuncinya ada di tangan kejaksaan tersebut. Darmono berdalih hingga kini Kejaksaan Agung belum mengambil tindakan apapun karena belum menerima salinan putusan dari Mahkamah Agung (MA).

"Saya minta sabar tunggu sampai ada putusan itu bisa kita terima dan kami pasti akan menjalankan sesuai dengan amar, terhadap putusan hakim tersebut," ujar Darmono, Jumat (15/10/2010), di Kejaksaan Agung, Jakarta.

Ia mengungkapkan, biasanya putusan MA diterima pihak kejaksaan satu minggu setelah putusan dibacakan. Namun, hingga kini kejaksaan tidak tahu mengapa MA belum memberikan salinan putusan tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Darmono pun masih tetap berpegang teguh kejaksaan hanya akan memilih dua dari tiga opsi yang bisa dilakukan kejaksaan terkait perkara Bibit-Chandra. Dua opsi tersebut yakni melimpahkan ke pengadilan atau deponering (mengenyampingkan perkara).

"Saya jelaskan lagi sampai hari ini kita belum terima putusan MA, sehingga pendapat saya masih tetap sama kemarin, kita belum bisa tafsirkan amar putusannya. Dua opsi itu yang kira-kita akan saya lakukan," ujarnya.

Kalaupun harus dilanjutkan ke pengadilan, Darmono mengaku akan tetap konsekuen menjalankan kasus ini ke meja hijau. "Saya punya kewajiban melaksanakan keputusan pengadilan yang punya kekuatan tetap dan melaksanakan penetapan hakim karena itu amanah undang-undang tentu itu akan kami laksanakan," tandasnya.

Sebelumnya, pada Rabu (13/10/2010), mantan anggota Tim Delapan mendatangi Kejaksaan Agung untuk mendorong Jaksa Agung agar melakukan pemeriksaan tambahan. Akan tetapi, Darmono saat itu mengaku tidak bisa menjalankan opsi tersebut karena kasus Bibit-Chandra sudah P21 (berkas lengkap).

Oleh karena itu, tinggal dua opsi yang tersisa yakni ke pengadilan atau deponeering. Pilihan deponering, menuntut jaksa agung untuk mendapatkan dukungan dari tiga lembaga negara yakni MA, DPR, dan Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com