JAKARTA, KOMPAS.com — Organisasi massa yang mengatasnamakan Islam dalam melakukan aksi kekerasannya adalah kumpulan orang-orang yang tidak paham akan ajaran Islam. Islam yang tertanam dalam dirinya hanyalah pemahaman agama yang parsial, tidak menyeluruh.
Demikian disampaikan anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH Mudjib Khudori, Selasa (5/10/2010) di Kantor DPP PKB, Jakarta.
"Saya kira mereka mempelajari Islam parsial saja dengan tindak kekerasan itu dianggap benar, padahal itu salah. Islam tidak pernah memulai perang kecuali diajak perang," ujarnya seusai jumpa pers pembentukan tim khusus pengendali tindak kekerasan PKB.
Untuk merangkul ormas-ormas ini, menurut Mudjib, perlu dilakukan pendekatan kemanusiaan. "Diajak dialog untuk mengkaji kembali bahwa Islam tidak hanya amar ma'ruf nahi mungkar, tapi Islam segala-galanya, hubungan kepada Tuhan, lingkungan, dan manusia," ujar Mudjib.
Ia meminta kelompok-kelompok tersebut untuk kembali mencontoh sosok Nabi Muhammad SAW. "Nabi walaupun dihujat, dicela, dilempar pasir debu, diludahi, tidak pernah melawan. Beliau justru membalasnya dengan senyum dan doa. Mengalahlah, tapi tidak untuk kalah," ungkapnya.
Menurut Mudjib, Islam itu elastis, di mana akhirnya muncul kelompok-kelompok radikal yang terlalu keras. "Kuncinya adalah dengan mengetuk batin mereka untuk kembali ke fitrahnya, saling menghargai terhadap sesama," tandas Mudjib, menanggapi kekerasan yang kini kerap dilakukan ormas tertentu atas nama Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.