Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Nilai Sjahril Tidak Menikmati Uang

Kompas.com - 30/09/2010, 16:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa penuntut umum (JPU) menilai terdakwa Sjahril Djohan hanya menolong Haposan Hutagalung terkait dua perkara, yakni PT Salma Arowana Lestari (PT SAL) dan mafia kasus Gayus HP Tambunan, tanpa ikut menikmati uang hasil tindak pidana korupsi.

Hal itu adalah salah satu yang dinilai JPU meringankan Sjahril dalam tuntutan pidana. Tuntutan itu dibacakan JPU di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (30/9/2010).

Sila Pulungan, salah satu JPU, mengatakan, hal yang meringankan Sjahril lainnya yakni jujur dan mengakui segala perbuatannya, menyesali dan berjanji tidak mengulangi perbuatan, berlaku sopan, dan tidak mempersulit persidangan. "Terdakwa belum pernah dihukum dan terdakwa berusia lanjut," jelas Sila.

Sedangkan hal yang memberatkan terdakwa, menurut JPU, perbuatan Sjahril tidak mendukung program pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN.

Dalam tuntutan, JPU menilai Sjahril terbukti memberikan uang Rp 500 juta kepada mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji. Uang itu diberikan Haposan agar kasus yang dilaporkan kliennya, Ho Kian Huat, segera ditangani penyidik Bareskrim Polri. Ho melaporkan Anwar Salma alias Amo, pemilik PT SAL, pada Maret 2008.

Namun, menurut JPU, uang yang diberikan itu tidak terbukti agar Susno tidak melakukan kewajibannya sebagai pimpinan Bareskrim Polri. Dikatakan JPU, terkait kasus PT SAL, Susno tetap melakukan kewajibannya dengan memanggil para penyidik serta melakukan gelar perkara.

Terkait kasus Gayus, Sjahril terbukti terlibat dalam pembukaan blokir rekening Gayus senilai Rp 28 miliar. Hal itu terbukti dari adanya pesan singkat yang dikirimkan Haposan Hutagalung kepada Sjahril yang berisi, "Bang mintalah Kaba (Kabareskrim Polri Susno) perintahkan Dir II (Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Raja) buka blokir."

Atas sangkaan itu, JPU menuntut Sjahril dengan hukuman penjara selama dua tahun dan denda Rp 75 juta subsider 6 bulan penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com