Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bogowonto, Kereta Api yang "Manusiawi"

Kompas.com - 04/09/2010, 08:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Keseriusan PT Kereta Api untuk memanusiakan pengguna jasanya mulai terlihat. Salah satunya dengan peluncuran KA Ekonomi AC Bogowonto jurusan Stasiun Pasar Senen-Kutoarjo, tujuh hari sebelum Idul Fitri 1431 H.      "Kami berharap, KA Ekonomi AC Bogowonto bisa memanusiakan penumpangnya, mengingat pada 2013, semua kereta api ekonomi akan dihapuskan, diganti dengan kereta api ekonomi AC," kata Mateta Rizalulhaq, Kepala Hubungan Masyarakat Daerah Operasi I PT Kereta Api, Sabtu (4/9/2010).      Walau demikian, kata Mateta, bukan berarti masyarakat miskin dilupakan. Masyarakat kebanyakan masih bisa menikmati pelayanan murah meriah dengan harga yang terjangkau. Hal itu mengingat harga yang dipatok untuk menikmati perjalanan menyenangkan, dan menggunakan kereta api ekonomi AC tidak mahal.      "Harga tiketnya murah, hanya sedikit di atas harga tiket KA ekonomi. Jadi, masih terjangkau masyarakat kebanyakan. Yang pasti, pelayanannya jauh lebih baik dari KA ekonomi pada umumnya atau tidak akan ada lagi pemandangan penumpang yang berjubel," ungkapnya.      Walau harga yang ditawarkan murah, Mateta mengatakan, gerbong KA ekonomi AC mewah dan lebih elite dari gerbong KA bisnis yang saat ini belum dilengkapi AC. Oleh karenanya, pengguna jasa dijamin akan merasa nyaman saat menempuh perjalanan.      Mateta mengatakan, harga tiket KA Bogowonto hanya Rp 70.000 per penumpang; anak-anak Rp 56.000; pelajar, mahasiswa, anggota TNI/Polri Rp 56.000; serta penumpang usia lanjut atau veteran Rp 49.000.      Mateta menambahkan, KA Bogowonto juga memiliki fasilitas yang lebih mewah dari KA Bisnis Sawunggalih tujuan Kutoardjo. Padahal, tiket harga KA bisnis itu Rp 120.000 sampai Rp 150.000 per penumpang saat arus mudik dan Rp 90.000 sampai Rp 100.000 per penumpang di luar musim mudik.      Ia juga mengatakan, harga tiket KA Bogowonto memang lebih mahal sedikit dari KA Ekonomi Kutajaya rute Tanahabang-Purwokerto lewat Kutoardjo, yaitu Rp 43.000 per penumpang. Namun, penumpang tidak akan mendapat kenyamanan selama dalam perjalanan jika naik kereta murah itu.      Selain ber-AC, kenyamanan lain yang ditawarkan KA Ekonomi AC Bogowonto adalah kapasitas tempat duduk dalam gerbongnya hanya untuk 80 orang dan 25 persen penumpang berdiri. Sementara itu, kereta api ekonomi biasa berkapasitas 106 tempat duduk dengan 50 persen penumpang berdiri. Penumpang KA Ekonomi AC Bogowonto juga akan terbebas dari gangguan. "Enggak bakal ada pedagang asongan di dalam kereta api," jamin Mateta.      Keunggulan lainnya, KA Ekonomi AC Bogowonto hanya akan berhenti di 14 stasiun, bukan di semua stasiun sebagaimana KA ekonomi biasa. Stasiun pemberhentiannya adalah Jatinegara, Bekasi, Cikampek, Cirebon, Ketanggungan, Songgom, Prupuk, Bumiayu, Purwokerto, Kroya, Gombong, Kebumen, dan Kutoardjo.      Dalam hal teknis, kereta api yang dibangun PT INKA dengan anggaran APBN 2010 senilai Rp 38,3 miliar itu dirancang untuk kecepatan operasional 100 km/jam dan menggunakan generator berkekuatan 2 x 259 KVA.      Harapannya, penumpang akan merawat dan tidak merusak sebagaimana yang dialami kereta api lain. "Kami akan merawat kereta api ini dengan sebaik-baiknya, begitupun penumpang sebab, tanpa campur tangan penumpang, perawatan yang dilakukan PT KA hanya akan sia-sia," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com