Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salam dari Pelajar Indonesia di Malaysia

Kompas.com - 01/09/2010, 20:46 WIB

KOMPAS.com - Sebelumnya perkenalkan, saya adalah salah satu dari belasan ribu anak bangsa yang sedang menuntut ilmu di negeri seberang yaitu Malaysia. Sudah hampir 3 tahun saya belajar di Malaysia, tahun depan adalah tahun terakhir saya menuntut ilmu di sini. Saya hanya sekedar ingin berbagi cerita kepada rekan-rekan sekalian tentang bagaimana kami di sini.

Sejak pertama saya datang ke Malaysia, saya tidak pernah mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari teman-teman di sini, baik itu oleh sesama warga Negara Indonesia, warga Negara Malaysia, ataupun oleh warga Negara Asing lainnya. Atas kejadian yang sedang terjadi saat ini terhadap Indonesia dan Malaysia, saya merasa prihatin.

Mengapa? Karena banyak orang yang berkomentar di media dengan mempertanyakan kami para pelajar Indonesia di sini. Bukan mempertanyakan keselamatan kami melainkan mereka mempertanyakan di mana rasa nasionalisme kami dan rasa peduli kami terhadap Bangsa Indonesia. Mereka bertanya "Mengapa kami memilih Malaysia untuk tempat kami belajar di saat masih banyak universitas berkualitas di Indonesia yang dapat memberikan banyak ilmu kepada kami?"

Jawaban dari saya pribadi adalah, memang benar masih banyak universitas terkemuka di Indonesia yg menjanjikan untuk kita. Tapi sekarang, apalah arti dari sebuah nama universitas terkemuka itu. Mungkin dulu, kalau kita bisa diterima menjadi salah seorang mahasiswa di sana, perasaan bangga akan muncul karena kita dapat dikategorikan ke dalam jajaran mahasiswa-mahasiswa dengan prestasi yang tinggi.

Tapi sekarang? Dengan semakin banyaknya Ujian Saringan Masuk yang mengharuskan kita untuk memberikan Dana Sumbangan Pembangunan sebesar mungkin agar menjamin kita untuk dapat diterima di universitas tersebut, apalah arti dari prestasi kita? Banyak pelajar berprestasi tapi dia tidak bisa diterima oleh universitas terkemuka hanya karena dia tidak dapat memenuhi standar Dana Sumbangan Pembangunan. Sungguh disayangkan sekali. Karena itu saya memutuskan untuk mengambil pendidikan di luar Indonesia.

Tapi mengapa harus Malaysia? Karena letak geografis Malaysia masih dekat dengan Indonesia, dan dengan budaya yang hampir sama akan memudahkan saya untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Ada salah satu komentar di salah satu artikel yang mengatakan bahwa kami pelajar-pelajar Indonesia di Malaysia itu adalah pelajar-pelajar yang hanya sok ingin menuntut ilmu di luar negeri tapi dengan modal nanggung tidak seperti mereka-mereka yang belajar sampai ke Eropa.

Ya! Memang benar biaya juga menjadi salah satu alasan saya dan keluarga saya memilih Malaysia. Dengan biaya yang hampir sama dengan "Dana Sumbangan Pembangunan" universitas terkemuka di Indonesia, saya bisa sekolah di sini dengan mendapatkan poin plus yaitu belajar lebih mandiri dan mendapat banyak teman baru dari mancanegara. Dan saya pun bisa mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan Indonesia lebih jauh lagi. Sungguh disayangkan mengapa mereka-mereka yang mengaku sedang menuntut Ilmu di Eropa malah mempunyai pikiran sedangkal itu. Apalah gunanya anda berbangga hati dengan apa yg sedang anda lakukan sekarang di Eropa tapi tidak dibarengi dengan pola pikir yang baik?

Ada lagi yang mengatakan, bahwa kami tidak mempunyai rasa nasionalisme karena kami hanya berdiam diri tidak memberikan pembelaan terhadap petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Indonesia yang ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia. Mereka menanyakan, mengapa kami diam saja? Mengapa kami tidak berdemo ke Polisi Diraja Malaysia untuk segera membebaskan 3 petugas DKP yang ditahan?

Saya menjadi bingung. Itukah yang orang-orang Indonesia harapkan dari kami yang sedang berada di sini? Apakah berdemo akan menyelesaikan masalah? Masalah perbatasan laut Indonesia dan Malaysia itu sudah cukup lama terjadi dan sampai sekarang belum juga menemui penyelesaian yang jelas. Biarlah para petinggi-petinggi dari kedua negara yang meyelesaikan masalah itu. Janganlah kita mudah terprovokasi oleh keadaan tanpa mengetahui seluk-beluk permasalahan secara jelas. Berpikir pintar dan bertindak bijak akan sangat membantu kita semua untuk keluar dari semua permasalahan ini dibandingkan dengan hanya adu otot.

Belum sampai di situ, hujatan masih terus menghampiri kami pelajar Indonesia yang ada di Malaysia. Di salah satu artikel ada yang mengatakan "Kalian gak usah pulang aja! Kita-kita di Indonesia enggak butuh kalian yang tidak mempunyai rasa bangga terhadap Negara sendiri." Begitulah kira-kira kalimatnya. Itu semua salah besar! Dari mana mereka bisa berpendapat seperti itu tanpa mengetahui apa yang telah kami lakukan dis ini?

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

    Nasional
    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

    Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

    Nasional
    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com