Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patrialis: DPR Harus Pilih Calon yang Diajukan Pansel KPK

Kompas.com - 29/08/2010, 20:47 WIB

SERANG, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar mengatakan, Komisi III DPR RI harus memilih calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang diajukan Panitia Seleksi Calon Pengganti Pimpinan KPK, yaitu Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas atau mantan Ketua YLBHI Bambang Widjojanto.

Hal ini disampaikan Patrialis menanggapi pernyataan anggota Komisi III Gayus Lumbuun bahwa DPR tak wajib memilih calon pilihan Pansel KPK. "Itu sangat tidak mungkin. Itu sudah di luar sistem," kata Patrialis singkat di sela-sela acara buka puasa bersama di Lembaga Pemasyarakatan Serang, Banten, Minggu (29/8/2010).

Seperti diwartakan, menanggapi terpilihnya Busyro dan Bambang , Gayus menyampaikan bahwa DPR bisa saja memilih Ketua KPK di luar yang dipilih Pansel tersebut. "Kami tidak terpaku dengan wajib memilih yang disodorkan pemerintah," katanya di gedung DPR, Jakarta, Jumat (27/8/2010).

Dikatakannya, sesuai pasal 30 ayat 10 UU NO 30 Tahun 2002 soal KPK, DPR memang wajib memilih dan menetapkan setiap calon pimpinan KPK yang diajukan oleh pemerintah. Namun hak konstitusi DPR pun tidak bisa diganggu. "Jika memang nanti pada waktunya kita menemukan ada penyimpangan dari keduanya maka kocok ulang pun bisa terjadi," ujarnya.

Hak itu, tambah dia, diatur dalam UUD 1945. Soal silang pendapat soal masa jabatan calon terpilih, Patrialis mengaku menunggu undangan Komisi Hukum untuk membahas hal ini.

Pansel KPK tetap bersikeras agar masa kerja calon terpilih selama empat tahun demi efektivitas. Sementara itu, DPR berpendapat, masa jabatan calon terpilih lebih baik satu tahun saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com