Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Din: Malaysia Tanggung Jawab Presiden

Kompas.com - 26/08/2010, 16:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin melayangkan kritik keras kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden dinilai tak responsif terhadap persoalan kedaulatan yang sangat sensitif.

"Selama ini, Presiden paling repsonsif terhadap isu kecil. Video mesum ditanggapi. Tapi untuk isu kedaulatan ini, kenapa tidak menggelar konferensi pers dan mengambil langkah. Ini bukan kepemimpinan yang baik," kata Din seusai menghadiri diskusi kedaulatan di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (26/8/2010).

Presiden, tegas Din, harus mengambil alih tanggung jawab. Ia mengatakan, sikap Presiden yang justru menyalahkan para pembantunya, yaitu menteri-menteri, dalam merespons perselisihan dengan Malaysia tak seharusnya dilakukan seorang pemimpin.

Pernyataan Din ini terkait dengan pernyataan Presiden SBY yang menyebut para menterinya tak responsif menanggapi isu yang berkembang di masyarakat beberapa hari lalu. "Untuk kasus dengan Malaysia, tanggung jawab ada pada Presiden. Seharusnya dia tidak menyalahkan pembantunya. Saya prihatin dengan pola kepemimpinan seperti ini. Sebagai top leader, dia sendiri tidak mengambil langkah," ujar dia.

Lambannya para menteri merespons dan menyikapi persoalan dengan Malaysia, diduga Din, karena para menteri menunggu sikap dan arahan dari Presiden. Untuk hal yang menyangkut harga diri dan kedaulatan bangsa, Presiden seyogianya mengambil kendali.

"Bukan didiamkan saja. Bisa diam, tapi perintahkan pembantunya untuk berbuat sesuatu. Untuk jangka panjang, kalau sikap kita seperti ini, kita akan menjadi bangsa yang terjajah," ujar Din. Pemerintah juga diminta mengambil pelajaran atas persoalan-persoalan yang terjadi dengan Malaysia berulang kali. "Kita tak bisa lagi diperlakukan inferior oleh Malaysia dan kamuflatif seolah-olah bersahabat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com