Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pengakuan Mantan Tentara Israel

Kompas.com - 24/08/2010, 00:22 WIB

"Mereka dari kelompok 'kanan' malah mengatakan, 'mengapa Anda melakukan ini pada rakyat Anda sendiri? Apakah Anda membenci Negara Anda sendiri? Tetapi saya melakukannya karena saya mencintai negara saya. Kami harus berjuang untuk mengatakan kami ingin berbicara tentang situasi politik," ucap Michelzon.

Sementara itu dampaknya psikologis pada para perempuan yang mengikuti wajib militer tidak terelakkan terutama mereka yang bertugas di kawasan pendudukan.

"Jika Anda ingin bertahan sebagai perempuan di angkatan bersenjata, Anda harus menjadi 'kelaki-lakian'. Tidak ada ruang untuk perasaan. Itu seperti persaingan untuk melihat siapa yang paling tangguh. Pada banyak kesempatan perempuan sering berusaha lebih agresif dari laki-laki," ungkap Michelzon.

Tidak hanya Michelzon, seorang perempuan mantan tentara yang bertugas di Hebron, sebuah kota di Tepi Barat, pada 2001 sampai 2002 juga punya kisah yang sama.

Dana Golan, bertugas di Hebron bersama 25 perempuan lainnya, menjadi bagian kecil dari 300 prajurit laki-laki.  "Jika saya menunjukan kecemasan, itu akan dianggap sebagai kelemahan," aku Golan.

Perempuan berusia 27 tahun itu mengatakan masa paling menggoncangkan ketika berdinas di militer adalah ketika mereka melakukan razia senjata di perumahan Palestina.

Sebuah keluarga dibangunkan pada pukul dua dini hari oleh para tentara yang terus menggeledah rumah mereka. Tidak ada senjata yang ditemukan. Anak-anak yang masih kecil sangat ketakutan. "Saya pikir, apa yang akan saya rasakan jika saya menjadi anak berusia empat tahun itu? Bagaimana saya akan bertumbuh? Pada saat itu yang tampak bagi saya bahwa terkadang yang kami kerjakan hanya menimbulkan korban. Untuk jadi penjajah yang baik, kami harus menciptakan konflik," Golan mengenang kejadian itu.

Dalam peristiwa berbeda ia menyaksikan para tentara Israel mencuri dari toko elektronik Palestina. Ia mencoba melaporkannya tetapi ia mendapat jawaban menyakitkan.  "Ada hal-hal yang tidak boleh saya campuri," keluh Golan.

Tentara Israel juga pernah mempermalukan orang-orang tua Palestina di jalanan. "Saya berandai-berandai bagaimana jika mereka adalah orang tua atau kakek nenek saya," Golan mengingat-ingat.

"Kami bertumbuh di tengah kepercayaan bahwa IDF adalah tentara yang paling bermoral di dunia. Siapa pun tahu setiap orang berdinas di angkatan bersenjata. Kini ketika saya berbicara tentang tindakan tidak bermoral, saya mungkin berbicara tentang saudari atau anak perempuan Anda. Mereka tidak mau mendengar," papar Golan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com