Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Pengakuan Mantan Tentara Israel

Kompas.com - 24/08/2010, 00:22 WIB

"Saya meninggalkan militer sambil membawa bom yang terus berdetak di perut saya. Saya merasa telah melihat halaman belakang Israel. Saya melihat sesuatu yang tidak pernah dibicarakan orang, Itu hampir seperti saya telah mengetahui rahasia yang kotor dari sebuah negara dan saya harus membukanya," tegas Michelzon.

Michelzon yang kini berusia 29 tahun mulai menjalani wajin militer pada September 2000, tepat ketika intifada kedua pecah. "Saya bergabung dengan militer dengan pandangan yang idealis, saya sangat ingin berbakti untuk negara saya," Michelzon berkisah.

Ia ditempatkan di Erez, daerah perlintasan Israel dengan Jalur Gaza, di dalam ruangan kendali radio. "Sangat banyak ketegangan, banyak tembakan, dan bom bunuh diri. Sedikit demi sedikit saya memahami aturan main, Anda harus membuat orang Arab susah, itu adalah tugas utama, karena mereka adalah musuh," Michelzon meneruskan kisahnya.

Michelzon lalu bercerita tentang contoh kegiatan rutin di pos tempatnya berjaga, tentang seorang perempuan Palestina yang ingin menyebrang. Michelzon lalu melapor pada atasannya, meminta izin untuk membiarkan perempuan itu melintas.

Alih-alih memberi izin, atasannya malah menyuruhnya membuat perempuan itu menunggu selama berjam-jam. "Saya merasa kesepian dalam angkatan bersenjata. Saya tidak bisa berbicara tentang hal-hal yang saya pikir salah. Saya tidak memiliki pandangan yang kuat tetapi saya tidak merasa nyaman tentang pembicaraan itu, tentang tentara yang memukul orang Arab dan tertawa," Michelzon berbicara getir. "Saya kira semua orang normal dan hanya saya yang tidak. Saya merasa asing," tukas Michelzon.

Memasuki Juni 2002, di akhir masa tugasnya, Michelzon mengatakan ia merasa ingin lari dan kabur ke India. "Saya mengatasi masa-masa berat sedikit demi sedikit," ia kembali bertutur.

Ketika kembali melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, ia harus menjalani terapi selama dua tahun, masa ketika ia mulai berpikir untuk membuka semuanya.

Ia juga bergabung ke 'Breaking the Silence', sebuah organisasi beranggotakan mantan tentara yang mempublikasikan berbagai pengakuan dari mantan tentara tentang kehidupan di wilayah pendudukan untuk mendorong perdebatan tentang 'harga moral' dari pendudukan itu.

Michelzon memberikan bukti kepada kelompok itu dan dua tahun lalu bukti itu muncul dalam sebuah tayangan dokumenter berjudul, 'To See If I'm Smiling'.Film itu menceritakan pengalaman seorang perempuan muda yang bertugas di militer.

Film itu kemudian dikritik oleh banyak pihak. Kelompok 'kiri' fokus pada "hal-hal buruk yang kita lakukan dan bukan pada fakta bahwa kita ingin sebuah diskusi. Kami ingin menempatkan sebuah cermin dan mengatakan kepada publik Israel untuk menatap mata mereka sendiri."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com