Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Aliran Dana Baasyir

Kompas.com - 18/08/2010, 22:26 WIB

Bersama Tengku Marzuki, ketiganya lalu melakukan survei ke daerah pegunungan Jantho, Aceh Besar. Seusai survei, Abu Tholut pun menyampaikan laporan hasil survei itu kepada Baasyir sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap dana yang telah digelontorkan Baasyir.

Pada September 2009, Baasyir pun kembali menelepon Ubaid. Kali ini kakek 72 tahun itu meminta Ubaid untuk mengambil uang sebesar Rp 60 juta dari Thoib.

Pada pertengahan Oktober 2009, Baasyir kembali menghubungi Ubaid untuk memberi tahu jika sudah tersedia infaq jamaah sebesar 5.000 dollar AS yang dapat digunakan bagi kegiatan latihan militer di Aceh tersebut. "ABB menyerahkan uang itu kepada Ubaid di Ngruki, Solo. Langsung dari ABB," katanya.

Tak sampai di sana, pada November 2009, Baasyir menyerahkan lagi uang sebesar Rp 120 juta kepada Ubaid di Kantor JAT di Solo. Uang itu diserahkan kepada Dulmatin melalui Mahfud. Pada bulan yang sama, Ba'asyir menyerahkan lagi uang sebesar Rp 25 juta kepada Ubaid melalui Thoib.

Satu pekan kemudian, masih pada bulan yang sama, Ba'asyir kembali menelepon Ubaid untuk mengambil lagi uang sebesar Rp 75 juta, juga dari Thoib.

Setelah uang di tangan, Ubaid ditemani Machfud, tersangka lain, berangkat ke Jakarta dengan bus Rosalia Indah. Mereka turun di terminal Lebak Bulus, lalu mengantarkan uang ke kontrakan Dulmatin di Ciputat.

Masih pada bulan yang sama, Baasyir meminta kepada Abu Yusuf untuk melaporkan hasil survei di Aceh di kantor JAT di Pejaten. Abu Yusuf pun menyanggupi permintaan Baasyir itu.

"Hasil laporan, kesimpulannya, daerah pegunungan Jantho dapat dijadikan tempat latihan seperti di Moro (Filipina). Ini disambut positif  ABB," tandas Iskandar.

Pada pertengahan Januari 2010, para peserta latihan militer pun mulai berdatangan di Aceh. Mereka datang bergelombang sejak Oktober 2009. Latihan militer sendiri dilaksanakan di bukit Krueng Linteung pada 28 Januari 2010, tepat pukul 08.00 WIB. (Tribunnews/Vanroy Pakpahan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com