Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Perhatian Khusus

Kompas.com - 10/08/2010, 18:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepada menteri terkait dan pemerintah daerah untuk memberikan perhatian khusus terkait dishamonisasi kerukunan umat beragama yang baru -baru ini terjadi di Bekasi, Jawa Barat.

Adapun kepada jajaran Kepolisian Negara RI, Presiden Yudhoyono menginstruksikan agar dapat mencegahnya secara efektif apabila melihat adanya tanda-tanda aksi kekerasan. Diharapkan, kasus tersebut dapat dicarikan jalan keluarnya dengan cara persuasi dan komunikasi yang baik.

Instruksi Presiden Yudhoyono disampaikan saat Sidang Kabinet Paripurna di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (10/8/2010) sore. Hadir Wakil Presiden Boediono dan seluruh menteri serta Panglima TNI Jenderal (TNI) Djoko Santoso dan Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri.

"Sebenarnya, kalau kita peka, benih kesalahpahaman ataupun konflik sudah bisa diketahui. Akan tetapi, kalau hal itu dibiarkan saja dan tidak diatasi secara sungguh-sungguh, maka hal itu akan benar-benar terjadi," tandas Presiden.

Oleh sebab itu, tambah Presiden Yudhoyono, menteri terkait dan pemerintah daerah harus segera memberikan perhatian khusus kasus tersebut. "Kalau memang ada perbedaan pendapat, coba carikan solusinya, lakukan persuasi, dan jalankan komunikasi yang baik," lanjut Presiden.

Sebagaimana diberitakan, jemaat Huriah Kristen Batak Protestan (HKBP) Bekasi, Minggu (8/8/2010) lalu, terpaksa dievakuasi oleh aparat Polri untuk menghindari konflik dengan masyarakat yang menolak diadakannya ibadah di kawasan tersebut.

Menurut Presiden, berdasarkan laporan yang diterimanya, ada pihak-pihak yang memancing terjadinya peristiwa tersebut. "Kalau memang terjadi, itu luar biasa jahatnya. Akan tetapi, ada atau tidak ada, saudara-saudara harus tetap responsif terhadap kemungkinan terjadinya benturan. Misalnya, dalam menjalankan ibadahnya," papar Presiden.

"Jajaran Polri harus bisa mencegah secara efektif manakala terlihat ada tanda-tanda terjadinya aksi kekerasan," tambah Presiden.

Anarkisme tak dibenarkan

Di tempat yang sama, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, seusai pelantikan 24 Duta Besar di Istana Negara, menyatakan Presiden Yudhoyono telah menginstruksikan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto untuk melakukan tindakan nyata, bijak dan terukur untuk menyelesaikan kasus di Bekasi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com