JAKARTA, KOMPAS.com — Seratusan orang yang mengaku anggota Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) DKI Jakarta melakukan unjuk rasa di depan Mabes Polri, Senin (28/6/2010). Pendemo yang mayoritas ibu-ibu mengkritik perlakuan berbeda yang dilakukan kepolisian dalam penanganan kasus.
"Polisi terkesan lebih nafsu selidiki skandal video mirip artis dibanding memeriksa para koruptor yang jelas-jelas merugikan rakyat banyak," kata koordinator aksi, Rahwinda Indah Lestari, saat berorasi.
Dalam aksinya mereka membawa berbagai spanduk dan poster mengkritik Polri. Beberapa ibu membawa peralatan masak seperti panci, penggorengan. Poster yang dibawa bertuliskan: "Polisi kenapa lebih nafsu selidiki skandal video mirip artis ketimbang selidiki skandal Bank Century yang pelakunya mirip Sri Mulyani dan Boediono".
Poster lain bertuliskan: "Kapolri cuma berani tangkap Ariel tapi ngga punya nyali tangkap Sri Mulyani dan Boediono". Sebagian ibu membawa serta anak-anaknya.
Menurut Rahwinda, kasus video porno yang diduga melibatkan tiga artis itu merupakan bentuk pengalihan isu untuk menutupi berbagai persoalan di tengah-tengah masyarakat, seperti kenaikan tarif dasar listrik, elpiji, dan pencabutan subsidi BBM.
"Kasus korupsi Century dan berbagai kasus penggelapan pajak yang melibatkan pejabat negara," tegas dia.
SRMI, katanya, mengimbau kepada masyarakat dan media tidak melupakan berbagai persoalan negara.
"Jangan sampai terbuai dengan kasus video dan lupakan persoalan bangsa yang lebih besar. Di sana-sini masih miskin. Kami minta kepada Polri untuk secepatnya menangkap pengedar video itu agar kasus ini segera selesai dan jangan berlarut-larut. Beri ganjaran sesuai hukum yang berlaku," kata Rahwinda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.