Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro-Kontra Jangan (Buru-buru) Diakhiri

Kompas.com - 25/06/2010, 08:10 WIB

Seorang bintara dan perwira pertama, kebetulan sama-sama berasal dari TNI AD, mengaku sangat antusias jika mereka dibolehkan ikut memilih dalam pemilu. Mereka mengaku ingin merasakan bagaimana menjadi warga negara biasa yang punya hak pilih.

Tidak hanya seperti selama ini, mengamati hiruk-pikuk setiap momen demokrasi dari pinggiran atau malah dari kejauhan. Saat ditanya apakah mereka berani memilih berbeda dengan komandannya dalam pemilu, keduanya memastikan berani. Mereka malah menegaskan hak pilih adalah hak pribadi mereka.

”Kalau komandan saya mau perintahkan pilih ini atau itu, ya, mana dulu surat perintahnya. Jangan cuma lisan, apalagi sampai memaksa. Semua risiko dan tanggung jawab masing-masing. Yang namanya pilihan sifatnya pribadi. Sekarang zaman sudah beda, bawahan boleh menolak perintah atasan kalau salah,” ujar seorang letnan dua TNI AD yang menolak disebut namanya itu.

Dalam kesempatan terpisah, seorang perwira menengah TNI Angkatan Laut berpendapat berbeda. Menurut dia, kalau hak memilih itu diberikan begitu saja tanpa ada persiapan serta aturan jelas, kebijakan semacam itu akan menimbulkan malapetaka.

”Selain itu, timing-nya juga harus tepat. Hal itu berarti terkait proses pematangan berdemokrasi di masyarakat. Kalau semua prasyarat tadi, timing yang tepat, aturan main yang jelas, dan penegakan aturan yang tegas, semuanya belum ada, keterlibatan prajurit TNI hanya akan diperalat banyak pihak dengan banyak kepentingan,” ujar pamen TNI AL itu.

Meski begitu, dia mengakui, keikutsertaan prajurit TNI memilih dalam pemilu bisa menjadi semacam pembuktian soal apakah institusi TNI sudah benar-benar profesional dan tuntas tereformasi dengan baik.

Sangat menarik mengikuti perkembangan diskursus dan wacana terkait isu yang kerap dan terus berulang muncul belakangan ini. Seharusnya persoalan semacam ini dibicarakan dan dicari jalan keluarnya sejak awal, tidak lama ketika TNI memutuskan melepas keberadaannya di parlemen dalam Fraksi TNI/Polri.

Ketika mereka, sebagai warga negara, tidak lagi terwakili di parlemen, adalah hak mereka tak ada lagi yang menyuarakan? Meskipun trauma dalam masyarakat juga perlu dipedulikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com