Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat yang Tentukan Pemulihan Hak TNI

Kompas.com - 23/06/2010, 22:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS) meyakini hak untuk memulihkan hak pilih TNI dalam pemilu ada di tangan rakyat, bukan dari TNI sendiri. Demikian disampaikan Wakil Koordinator KONTRAS, Hariz Azhar.

"Yang menentukan siap tidaknya TNI dipulihkan hak pilihnya itu ada di rakyat, bukan malah TNI sendiri yang menilai," ungkapnya, Rabu (23/6/2010), di Jakarta.

Menurutnya, TNI hanya merupakan alat, rakyatlah yang berkuasa menentukan siap tidaknya TNI berpartisipasi dalam pemilu. Rakyat dalam hal ini adalah lembaga legislatif yakni DPR yang memiliki wewenang dalam merevisi undang-undang pemilu untuk mengatur hak pilih TNI.

Namun melihat kondisi TNI sekarang, Hafiz merasa lembaga tersebut masih jauh dari sistem demokrasi yang sarat akan keterbukaan. Masih ada beberapa hal terutama terkait penegakan HAM yang masih buram.

"Ada satu penelitian dilakukan TNI dengan suatu universitas yang menyebutkan TNI siap ikut pemilu. Tapi penelitian ini tidak disebarkan ke khalayak luas," ungkapnya. Di sanalah, menurutnya, TNI terkesan tertutup terhadap kritikan.

"Dengan ditutupinya penelitian itu kan terkesan penelitian itu tidak mau dikritisi masyarakat banyak," ungkapnya.

Wacana pemulihan hak pilih TNI berawal dari sikap pemerintah yang menilai TNI sudah siap untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu 2014. Sikap ini pun kemudian disambut pro kontra berbagai pihak. Pihak kontra mengkhawatirkan sistem komando yang ada dalam tubuh TNI dijadikan alat untuk memobilisasi massa untuk memilih parpol atau calon tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

    Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

    Nasional
    Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

    Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

    Nasional
    Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

    Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

    Nasional
    Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

    Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

    Nasional
    Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

    Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

    Nasional
    Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

    Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

    Nasional
    KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

    KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

    Nasional
    Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

    Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

    Nasional
    PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

    PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

    Nasional
    Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

    Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

    Nasional
    Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

    Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

    Nasional
    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Nasional
    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Nasional
    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    Nasional
    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com