Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpang Siur Dana Aspirasi

Kompas.com - 15/06/2010, 14:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak tadi malam, kabar bahwa usulan dana aspirasi Rp 15 miliar yang diusulkan Golkar telah disetujui mulai merebak. Informasi yang beredar, Badan Anggaran DPR sudah menyetujui usulan tersebut dan tinggal dibawa ke Rapat Paripurna DPR.

Wakil Ketua DPR Anis Matta membantahnya. "Enggak, belum ada keputusan," kata Anis, Senin (14/6/2010) malam. Sekjen Partai Keadilan Sejahtera ini pun mengungkapkan, fraksinya akan konsisten menolak usulan tersebut.

Hari Selasa (15/6/2010) ini, informasi "golnya" usulan dana aspirasi semakin santer. Anggota Badan Anggaran, Bambang Soesatyo, mengatakan, seluruh perwakilan fraksi yang duduk di keanggotaan Badan Anggaran menyetujuinya, tanpa penolakan. "Di Banggar (Badan Anggaran) perspektif kita sama. Yang ribut hanya di luar Banggar," katanya.

Anggota Komisi XI DPR asal Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, juga membenarkan, usulan dana aspirasi yang diberi nama "Dana Percepatan Pembangunan Daerah" sudah disetujui dan menunggu keputusan di rapat paripurna. Penolakan-penolakan yang disuarakan hanya manuver politik. "Beda statement di luar sama di dalam (Badan Anggaran). Bulat setuju kok, enggak ada yang menolak," ujar Eva.

Namun, informasi ini masih simpang siur. Wakil Ketua DPR Pramono Anung masih yakin usulan tersebut tak akan lolos. "Hampir semua fraksi memberikan penolakan terhadap dana aspirasi. Tetapi, mekanismenya kan itu disampaikan oleh salah satu fraksi ketika paripurna pada waktu itu sehingga menjadi salah satu bagian proses (pembahasan) dalam rapat. Tetapi saya meyakini bahwa itu tidak mungkin untuk dilanjutkan," kata Pramono.

Pembahasan atas usulan tersebut hanya mengikuti mekanisme. "Kalau ini tetap menjadi pembahasan di panja karena sudah menjadi usul resmi. Ya ini nanti di panja ditolak. Mekanismenya seperti itu," jelasnya.

Usulan itu sesuai mekanisme akan dibawa ke rapat paripurna dan ditanggapi secara resmi oleh fraksi dan pemerintah. Kalau memang lolos di panja, keputusan final akan ditanggapi oleh semua fraksi. "Dana itu, kan, sekitar Rp 8 triliun. Bukan dana kecil. Harus ada pertanggungjawabannya. Dan saya yakin pemerintah juga tak mau ceroboh untuk hal yang secara transparansi keuangannya sulit dipertanggungjawabkan. Saya yakinlah, enggak mungkin," ujar Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com