Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Post Power Syndrome

Kompas.com - 06/06/2010, 18:50 WIB

Saya sering merasa terganggu oleh sikap beberapa anggota keluarga saya, terutama om (65) dan sepupu perempuan (50). Padahal mereka adalah orang-orang sukses, tak kekurangan secara materi.

Ketika masih bekerja, mereka menduduki posisi yang cukup tinggi di kantornya. Om memang sangat pandai, pernah menjadi brand manager di beberapa perusahaan consumer product untuk waktu yang lama. Sepupu juga sukses, terakhir bekerja menjadi PR manager di Surabaya.

Sekarang om sudah lama pensiun dan sepupu juga tidak bekerja lagi karena harus ikut suami ke Jakarta. Saya melihat rasa bangga mereka terhadap diri masih tersisa. Mereka terus merasa hebat dengan dirinya, sering bercerita mengenai masa-masa hebat mereka dan cenderung mengkritik dan menganggap orang lain tidak sehebat mereka.

Meski tidak serumah, tapi kami sering bertemu dalam pertemuan keluarga. Nah, di situ baru rasanya saya terganggu karena mereka terus-menerus berulah seperti itu. Apakah ini yang disebut post power syndrome? Apakah itu pasti terjadi pada orang-orang yang pernah memiliki kedudukan yang tinggi, bergengsi dan membanggakan? Apa yang bisa dilakukan untuk menanggapi perilaku seperti demikian?

( Lina, 45 tahun)

Pengertian dan gejala

Menurut saya, kondisi om dan sepupu Anda memang benar mengalami salah satu tanda dari post power syndrome. Sindrom adalah serangkaian gejala, yang mencolok mungkin hanya satu gejala saja.

Secara umum, orang yang mengalami post power syndrome sebenarnya diliputi rasa kecewa, bingung, kesepian, ragu-ragu, khawatir, takut, putus asa, ketergantungan, kekosongan, dan kerinduan. Selain itu, harga dirinya juga menurun, merasa tidak lagi dihormati dan terpisah dari kelompok. Semua ini biasanya tidak begitu disadari oleh yang bersangkutan.

Gejala ini umumnya terjadi pada orang yang tadinya mempunyai kekuasaan atau jabatan dan ketika jabatan itu sudah tak lagi dipegang, muncullah berbagai gejala psikologis atau emosional yang sifatnya kurang positif.

Beberapa gejala biasanya dapat dibagi ke dalam 3 ranah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com