Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arbi Sanit: Konspirasi SBY dan Ical

Kompas.com - 19/05/2010, 16:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Kuangan yang disusul dengan pembentukan sekretariat gabungan koalisi (setgabsi) dinilai sebagai konspirasi kepentingan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Aburizal Bakrie.

"Kalau bahasa Sri Mulyani itu perkawinan kepentingan, konspirasi kepentingan, SBY dengan Ical, ya jelas dong," ujar pengamat politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit usai menghadiri dialog kenegaraan di DPD, Jakarta, Rabu (19/5/2010).

Menurut Arbi, Presiden Susilo Bambang Yuhdoyono memilih merangkul Aburizal sebagai ketua harian setgabsi karena menurut Arbi, Aburizal dapat menjadi kekuatan pengganggu pemerintahan SBY. "SBY nggak mau diganggu, Ical kekuatan pengganggu, dia punya senjata fraksi di DPR, suara banyak, yang bisa manipulasi century. Manuver politiknya unggul dari semuanya, apa yang dia (presiden) jual? Ya Sri Mulyani," katanya.

Mengenai kemungkinan Golkar kembali berkuasa penuh setelah Aburizal menjadi ketua pelaksana harian Setgabsi, Arbi menyampaikan bahwa hal tersebut tergantung permainan SBY dalam koalisi. "Lebih kuat dia (Golkar). Tergantung bagaimana dia (SBY) main di koalisi, kalau dia bisa bikin peta baru, enam partai dapat diakrabkan, Golkar goyang," tambahnya.

Meskipun begitu, Arbi tidak sependapat jika dikatakan konspirasi SBY dengan Aburizal dikarenakan ketergantungan finansial SBY terhadap Aburizal. "Tidak, karena sejak Pemilu 2009, tidak Ical lagi (penyokong dana), entah siapa, saya belum tahu," katanya.

Arbi juga menyampaikan bahwa saat ini Sri Mulyani tidak akan membuka semua persoalan politik dalam pemerintahan SBY. Namun lanjut Arbi, tidak menutup kemungkinan jika kemudian hari Sri Mulyani bicara. "Pada saatnya mungkin, kalau sekarang nggak karena dia akan konsen ke bank dunia. Mungkin nanti pada saat dia kembali ke Indonesia, saat pemilihan presiden," ujarnya.

Sebelumnya (18/5/2010), Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa sumbangannya sebagai pejabat publik tidak dikehendaki lagi dalam sistem politik dimana perkawinan kepentingan sangat dominan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com