Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cik Mia, Menghidupkan Songket Jambi

Kompas.com - 27/04/2010, 03:26 WIB

Meski jumlah perajin songket semakin banyak, kain songket yang diproduksi setiap bulan terbatas, 5-10 potong kain saja. Menurut Cik Mia, penenunan songket jambi relatif rumit sehingga menghabiskan waktu satu hingga dua bulan untuk satu potong kain. Lamanya waktu yang dibutuhkan sangat bergantung pada kerumitan motif dan perpaduan warnanya.

Cik Mia tidak mau memaksa para perajin untuk cepat-cepat menyelesaikan kain. Menurut dia, menenun itu adalah bagian dari seni. Karena itu, agar hasilnya optimal, mengerjakannya pun sebaiknya serius dan memakai perasaan. Kalau hati seorang perajin sedang tidak nyaman, dia harus berhenti dulu dari kegiatan menenun.

Dengan segala kerumitan pembuatan tenun songket, tak heran jika songket yang dipajang di ruang pamer di rumah Cik Mia hampir selalu habis dibeli pengunjung. Harga songket buatannya amat beragam, mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 7 juta per potong kain.

Keindahan songket produk Cik Mia bahkan membuat desainer Sebastian Gunawan tertarik. Pada Oktober tahun lalu, kain-kain songket tenunan Cik Mia dia buat menjadi beraneka model pakaian dan ditampilkan dalam peragaan busana di sebuah hotel di Jakarta.

”Saya bangga sekali, kain songket hasil tenunan kami bisa ikut dipamerkan pada acara itu,” tutur Cik Mia.

Tidak hanya itu, songket motif benang sulur yang dibuat Cik Mia berhasil memenangi penghargaan Dewan Kerajinan Nasional sebagai Juara Pertama Kreasi Kriya Terbaik untuk kategori Tekstil.

Bagi Cik Mia, songket telah mengangkat harkat hidupnya. Karena itulah, dia sungguh-sungguh berupaya untuk terus melestarikan seni tenun songket di Jambi, antara lain, dengan mengembangkan motif-motif klasik.

Cik Mia juga ingin mendorong agar semakin banyak perempuan di daerah itu yang tertarik menekuni pembuatan tenun songket. Sebab, hanya dengan cara itulah tenun songket jambi bisa semakin terangkat.

CIK MIA

• Nama lengkap: Mania

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com