Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus Ekstra Hati-hati, Allan Nairn Bukan Wartawan "Koran Kuning"

Kompas.com - 24/03/2010, 18:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Markas Besar Tentara Nasional Indonesia dan pemerintah diminta ekstra hati-hati dalam menyikapi tulisan jurnalis Amerika Serikat, Allan Nairn, yang menuduh keterlibatan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dalam pembunuhan delapan aktivis Partai Aceh sepanjang masa Pemilu 2009.

Akan jauh lebih baik jika TNI dan pemerintah dengan tegas dan resmi menyangkal tuduhan itu dan tidak lagi mengeluarkan tanggapan, yang malah terkesan menggantung. Hal itu disampaikan oleh peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramowardhani, Rabu (24/3/2010).

Seperti diwartakan sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar (Kapuspen Mabes) TNI Marsda Sagom Tamboen menilai tulisan Allan dalam blog-nya tidak lebih dari sekadar isapan jempol belaka, sepanjang tuduhan tidak bisa dilengkapi dengan bukti-bukti.

"Tuduhan itu sangat serius. Seharusnya, jika TNI ingin membantah, bantahlah dengan tegas, dan kalau perlu buat pernyataan pers resmi sekaligus hak jawab. Jangan melontarkan bantahan yang menggantung, seperti menyebut tuduhan itu tidak benar sepanjang tidak bisa dibuktikan," ujar Jaleswari.

Jaleswari mengaku menyayangkan tulisan Allan yang seolah menafikkan banyak hal penting, seperti pencapaian dari proses reformasi internal TNI yang telah berjalan selama 12 tahun belakangan ini serta kondisi politik dan keamanan semasa proses pemilu di Aceh.

Walaupun begitu, pemerintah dan TNI diminta tidak terlalu reaktif walau memang ada kemungkinan ketidakakuratan pada tulisan tersebut. Jaleswari memaparkan, kelemahan tulisan Allan terlihat ketika dia hanya mendapat bukti dari hasil wawancara dan mencoba menghubungkan satu peristiwa dengan yang lain.

Padahal dalam konteks 2005-2009, konflik di Aceh memungkinkan adanya pemain lain yang memiliki kepentingan politik berbeda-beda. Fakta-fakta itulah yang diyakini Jaleswari belum terekam dengan baik oleh Allan.

"Apalagi reputasi Allan yang dalam liputannya saat peristiwa Dili, Timor Timur (sekarang Timor Leste) mampu memengaruhi sikap parlemen AS untuk menghentikan bantuan kerja sama militer negara adidaya itu. Perlu juga diingat, Allan bukan wartawan 'koran kuning' atau tabloid gosip. Dia punya reputasi internasional dan sangat berpengalaman meliput wilayah konflik di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Kalau reaksi defensif dan berlebihan, ya malah rugi," ujar Jaleswari.

Seperti diwartakan sebelumnya, Allan di dalam blognya membuat tulisan berjudul Breaking News: Indonesian Army, Kopassus, Implicated in New Assassinations. Forces Chosen By Obama for Renewed US Aid Ran '09 Activist Murders, tertanggal 21 Maret 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com