Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial: Tingkat Kekerasan di Aceh Tinggi Saat Pemilu 2009

Kompas.com - 23/03/2010, 09:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan keterlibatan Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) atas pembunuhan bermotif politik pada pemilu 2009, mengingatkan akan tingginya tingkat kekerasan pada masa itu di negeri Serambi Mekkah. Hal itu diungkapkan Direktur Program Imparsial, Al Araf, Selasa (23/3/2010), kepada Kompas.com.

Namun, ia belum bisa memastikan apakah tindak kekerasan tersebut dilakukan oleh militer atau bukan. "Soal dugaan Kopassus terlibat, kami belum bisa mengkonfirmasi. Tetapi, dalam Pemilu 2009 terjadi tingkat eskalasi kekerasan cukup tinggi di Aceh. Itu disebabkan adanya pertarungan kekuasaan yang cukup tinggi," ujar Al.

Tingginya pertarungan kekuasaan, berdasarkan catatan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal Aceh, kutip Al, kemungkinan besar menjadi pemicu sejumlah tindak kekerasan. "Hasil data forum LSM di Aceh, kalau tidak salah terjadi lebih dari 30 kasus kekerasan. Dari sini, yang bisa kita konfirmasikan adalah bahwa tindak kekerasan saat pemilu memang tinggi di Aceh," ujar dia.

Berbagai tindakan kekerasan yang terjadi, berdasar catatan Imparsial, berupa tindakan intimidasi, pemukulan, hingga pembunuhan. "Kalau saya tidak salah, ada satu atau dua orang eks GAM yang dibunuh saat itu," katanya. Siapa pelakunya, hal itu belum bisa dikonfirmasikan hingga saat ini.

Tulisan investigatif wartawan Amerika Serikat, Allan Nairn, yang dimuat di blognya menyebutkan bahwa ada indikasi keterlibatan Kopassus dalam sejumlah pembunuhan yang menewaskan beberapa aktivis Aceh saat Pemilu 2009 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com