Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Pilkada Kutai Ajang Pertarungan Anak Pejabat

Kompas.com - 11/03/2010, 19:37 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com - Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur menjadi ajang pertarungan antaranak pejabat elit daerah. Demikian pandangan guru besar sosiologi hukum Universitas Mulawarman Samarinda, Sarosa Hamongpranoto, Kamis (11/3/2010).

Calon bupati yang dimaksud ialah Rita Widyasari, anak mantan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani Hasan Rais. Ketua DPRD Kutai Kartanegara itu bakal bersaing dengan Awang Ferdian Hidayat (Anggota DPD) yang adalah anak Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

Rita dan Awang Ferdian maju dengan dukungan partai-partai besar. Rita yang Ketua Partai Golkar Kutai Kartanegara maju dengan dukungan Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Hanura. Awang Ferdian didukung Partai Patriot, PDI-P, PPP, dan Partai Gerindra.

"Tampaknya partai-partai mengharapkan popularitas orangtua Rita dan Awang Ferdian nantinya bisa mendongkrak perolehan suara," kata Sarosa.

Sarosa menilai, Rita dan Awang Ferdian belum banyak berpengalaman dalam politik. Rita belum lama menjadi orang nomor satu di DPRD dan Partai Golkar setempat. Awang Ferdian juga baru pertama kali lolos menjadi Anggota DPD.

"Yang ideal, mereka berdua bertarung pada periode mendatang (2015-2020). Mereka perlu menguji pengalaman dan membuktikan kemampuan lebih dulu kepada masyarakat," kata Sarosa.

Sarosa mengatakan, mungkin akibat pengaruh popularitas orangtua yang pejabat elit, Rita dan Awang Ferdian berkesempatan lebih besar dilirik dan dipinang partai-partai dominan. "Selain itu, orangtua mereka yang pejabat menjamin dukungan pembiayaan untuk pemilihan umum cukup kuat. Ditambah, mereka punya nyali besar untuk bertarung," katanya.

Sarosa menilai, bisa saja diartikan majunya anak-anak pejabat itu sebagai upaya untuk membangun dinasti pemerintahan di daerah. Namun, daerah sebenarnya meniru pejabat di Jakarta seperti zaman Presiden Soeharto anak-anaknya menjadi anggota DPR bahkan menteri.

"Pola itu juga terjadi pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bapak atau ibunya presiden, anaknya anggota DPR," kata Sarosa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com