JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ansyad Mbai mengatakan, jaringan teroris yang ada saat ini memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Hal ini termasuk jaringan terorisme yang beraksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kelompok ini diyakini memiliki keterkaitan dengan kelompok duo Noordin M Top dan Dr Azhari.
"Semuanya saling terkait, termasuk yang di Poso, Ambon, Filipina, Thailand Selatan, Singapura, hingga Timur Tengah karena induknya Al Qaeda," ujar Ansyad ketika dihubungi Kompas.com, Senin (8/3/2010).
Ansyad mengaku belum dapat menyimpulkan alasan kelompok teroris yang tengah diburu kepolisian tersebut memilih NAD sebagai tempat pergerakan mereka.
Yang jelas, ketika memilih basis, kelompok teroris menurutnya memiliki beberapa pertimbangan, yakni mudahnya akses mendapatkan senjata, melakukan perekrutan, dan pelatihan. Terkait penanganan terorisme, Ansyad mengatakan bahwa hal ini tidak dapat dilakukan kepolisian saja.
"Penanganan terorisme memerlukan sinergi banyak pihak. Terorisme memiliki banyak aspek dan berkaitan dengan ideologi. Jaringan terorisme tidak mati begitu saja karena figur sentralnya tewas," kata Ansyad.
Instansi tersebut misalnya kepolisian, TNI, Kementerian Agama, hingga warga dan para tokoh masyarakat. Menurutnya, penjagaan di obyek-obyek vital dan perbatasan juga penting.
Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika membuka rapat terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan di Kantor Presiden, Jumat lalu. Saat itu, Presiden meminta sinergi kepolisian, TNI, dan Badan Intelijen Negara dalam penanganan terorisme. Selain itu, mereka juga diminta untuk melakukan kerja sama dengan dengan tokoh masyarakat dan warga sekitar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.