Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Dapat Hadiah Puisi dari Anak Geng Motor

Kompas.com - 16/02/2010, 15:17 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com — Saat melakukan kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Anak Kelas IIA Tangerang, Banten, Selasa (16/2/2010), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengamati berbagai kegiatan, serta proses bimbingan yang diterima anak didik Lapas sehari-hari, termasuk kegiatan persekolahan di dalam Lapas.

Anak yang melanggar hukum, terutama dalam hal curanmor dan narkotika tersebut, tampak sedang melakukan berbagai keterampilan di dalam kelas. Presiden mengunjungi beberapa kelas, ada kelas musik, menjahit, dan otomotif.

Di kelas seni, Presiden mendapat hadiah puisi dari salah seorang anak didik. Fajar, anak berusia 17 tahun yang sudah menjalani hukuman satu tahun tersebut, merupakan anggota geng motor Bandung bernama "Brigaz'. Fajar adalah satu di antara beberapa geng motor lain yang dititipkan oleh Pengadilan Negeri Bandung karena masih berusia di bawah 18 tahun.

Dalam kesempatan tersebut, Fajar yang pada bulan Mei nanti bakal menghirup udara segar dan akan bisa berkumpul dengan keluarganya lagi tersebut mendapat kesempatan untuk membacakan puisi di depan Presiden dan Ibu Presiden beserta Kabinet Indonesia Bersatu II yang juga didampingi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

"Kemarin malam saat saya mau tidur punya inspirasi untuk membuat puisi. Puisi tersebut bercerita tentang penyesalan saya dan kesalahan saya dalam memilih teman. Selain itu, ada cita-cita saya yang saya tulis khusus dalam bait-bait puisi dan alhamdulillah, puisi saya tersebut diminta oleh Bapak Presiden, saya bersyukur banget," ujar Fajar dengan mata berkaca-kaca.

Fajar mengaku kalau dirinya menjadi penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak di Tangerang karena terpengaruh lingkungannya dengan bergabung dengan geng motor Brigaz. "Saya sangat menyesal sekali terutama telah membuat malu dan sedih keluarga. Ya, semua karena saya masuk geng motor yang melakukan penjarahan dan kekerasan dan akhirnya tertangkap bersama dua teman saya. Setelah keluar, saya akan melanjutkan pendidikan lagi, dan nantinya bisa menjadi orang yang berguna dan tidak menyusahkan orangtua," harapnya.

Sejumlah menteri yang turut menyertai Presiden adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufrie, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, dan Menteri Peranan Wanita Linda Agum Gumelar.

Sebelum melaksanakan peninjauan kegiatan Lapas, Presiden menerima paparan dari Kepala Lapas Kelas IIA Anak Pria Tangerang Priyadi. Dalam paparannya, Priyadi mengatakan, Lapas berupaya agar anak didik memiliki kehidupan lebih lanjut, termasuk menumbuhkembangkan kesantunan dan keceriaan pada anak, pemenuhan hak-hak anak.

Di dalam Lapas terdapat 137 anak didik, sedangkan kapasitasnya mencapai 220 orang. Jumlah pegawai Lapas mencapai 107 orang, tetapi rata-rata sudah berusia 50 tahun. Selain diisi anak didik, Lapas itu juga berisi tahanan dari kejaksaan (tujuh orang), pengadilan negeri (sembilan orang), pengadilan tinggi (lima orang), dan tahanan kasasi (tiga orang).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com