Mempertahankan sel tetap hidup dan mereplikasi diri butuh hormon pengatur tumbuh. Menurut Anto, ini bagian terpenting bagi teknologi klon bambu yang sudah dipatenkan Oprins—yang berbasis di Belgia.
Dengan media tumbuh agar-agar di dalam botol kaca, cabang kecil bambu itu mereplikasi diri menjadi tanaman bambu yang memiliki batang, daun, dan akar. Di botol itu bibit berkembang dengan rhizom.
Perbanyakan individu lalu dipisahkan. Demikian terus berulang dilakukan. Sampai pada hitungan setahun dari satu individu bisa menjadi 1.590.000 bibit bambu dengan ukuran tinggi tak lebih 10 sentimeter.
Saat ini perusahaan Oprins Belgia mematenkan bambu yang ada di Perancis, Spanyol, Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Indonesia. Namun, kini Anto cemas. ”Cemas, karena beberapa ahli dari Malaysia sudah datang dan ingin mengembangkan metode serupa,” kata Anto.
Anto cemas jika nanti Malaysia lebih dulu membudidayakan, mengekspor, dan lebih cepat menguasai pasar bambu dunia ketimbang Indonesia....