Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Bangunan Rekonstruksi Aceh Ditipu

Kompas.com - 25/01/2010, 10:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan orang asal Cilacap, Jawa Tengah, dan Cirebon, Jawa Barat, mendatangi Jakarta, Senin (25/1/2010). Mereka adalah mantan pekerja bangunan dalam proyek rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh pascatsunami. Kedatangan mereka untuk menuntut hak gaji yang tak dibayarkan sesuai janji.

Ditemui Kompas.com di Wisma Kontras, Jakarta Pusat, salah seorang pekerja, Kadi, mengatakan, hasil kerja selama berbulan-bulan di Aceh tak ada sama sekali. Bahkan, untuk pulang pun mereka harus mengemis, meminta bantuan kepada warga Aceh.

"Jangankan untuk pulang, untuk makan di sana aja susah, Mbak. Ada yang sampai minta-minta, belas kasihan warga sana," kata Kadi, warga asal Cilacap yang bekerja di Aceh sejak tahun 2008.

Awalnya, kisah Kadi, ia dan puluhan rekannya direkrut sebagai pekerja bangunan dengan bayaran Rp 12 juta untuk pengerjaan satu unit rumah. Besaran upah ini begitu menggiurkan mereka. Kenyataannya, setiba di sana, ongkos menuju Aceh tak diganti, bayaran pun tak sesuai dengan yang dijanjikan.

"Kami cuma dapet uang makan, upah enggak ada. Enggak bisa mengirim buat keluarga di kampung juga," tutur Kadi.

Pekerja lainnya, Supriyanto, berkisah, untuk meninggalkan bumi Serambi Mekkah, ia harus meminta dikirimkan uang dari keluarga di kampung. "Bayangkan, Mbak, keluarga saya sampai harus ngutang supaya saya bisa pulang," katanya.

Juru bicara para mantan pekerja itu, Paulus Suryanta, menuturkan, puluhan pekerja tersebut hanya representasi dari ratusan ribu pekerja yang kebanyakan direkrut dari Pulau Jawa untuk mengerjakan proyek di Aceh. Ia mengungkapkan, masih ada puluhan ribu lainnya yang tertahan di Aceh dan tidak bisa pulang karena tak memiliki biaya.

"Yang bekerja di sana ada sekitar 120.000 orang, yang sudah kembali kemungkinan sekitar 50.000 orang. Mereka yang ke Jakarta ini melapor ke kami dan meminta bantuan untuk menuntut hak-hak mereka," kata Surya yang aktif di Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Politik Rakyat Miskin.

Berbagai kisah pilu para pekerja itu dikatakan Surya sebagai bentuk praktik tidak manusiawi di balik sebuah proyek kemanusiaan. Rencananya, puluhan mantan pekerja rekonstruksi Aceh ini akan mendatangi DPR dan sejumlah pihak terkait.

"Kami ingin pemerintah peduli dengan nasib kami. Kami berangkat ke sana dengan harapan bisa bawa uang buat keluarga, bukan dengan tangan kosong dan menambah utang keluarga," kata Supriyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com