JAKARTA, KOMPAS.com — Kontroversi mengenai tayangan infotainment sempat menjadi isu hangat di masyarakat beberapa waktu terakhir. Sejumlah pihak, seperti organisasi-organisasi agama, menjustifikasi acara tersebut sebagai acara gibah (menggunjing keburukan orang) yang seharusnya tidak dikonsumsi masyarakat.
Masalah infotainment ini kemudian menjadi semakin kontroversial dengan munculnya kasus Luna Maya versus infotainment yang sempat menghebohkan publik. Tak main-main, kasus tersebut ternyata berdampak cukup buruk pada image infotainment sekaligus para pekerja infotainment di hadapan publik.
Beberapa pihak, seperti MUI Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, bahkan telah memberikan fatwa haram bagi infotainment. Sepakat dengan MUI Sumatera Selatan dan Sumatera Utara, PBNU ternyata juga memberikan penolakan secara tegas terhadap tayangan-tayangan infotainment yang banyak beredar di televisi selama ini.
Pernyataan sikap PBNU ini diungkapkan langsung oleh Ketua PBNU Said Agil Siraj di hadapan pers dalam forum diskusi Partai Persatuan Pembangunan (PPP): "Infotainment = Ghibah?" di Kantor DPP PPP Jakarta, Selasa (12/1/2010).
"PBNU sebelumnya sudah sempat mengadakan musyawarah membahas masalah infotainment ini. Kesimpulannya, acara infotainment yang content-nya bersifat gibah itu ya haram. Ketua Umum PBNU sendiri, Pak Hasyim Muzadi, sebelumnya juga sudah menegaskan dan mengimbau agar tayangan infotainment sebaiknya dihentikan kalau memang mengandung gibah," ujar Said.
Namun, dia menambahkan, tidak semua infotainment itu bersifat gibah dan diharamkan. Infotainment yang sifat content-nya positif, seperti tentang success story, perjuangan seseorang, yang berdampak baik pada masyarakat atau penonton itu tentu saja bukan gibah dan halal. Yang haram itu kalau content-nya gibah, contohnya mengadu domba orang, membicarakan aib atau keburukan orang, dan lain-lain, yang bisa memberikan pengaruh buruk pada masyarakat.
"Jadi saya tekankan, sebenarnya yang haram itu bukan infotainment-nya, tapi tergantung pada tema dan muatan yang disampaikan dalam infotainment tersebut," katanya.
Oleh karena itu, dalam forum diskusi tersebut, Said juga menyampaikan imbauannya agar stasiun-stasiun televisi tidak lagi menampilkan tayangan-tayangan infotainment yang bersifat gibah. Infotainment yang tayang pun, tambahnya, harus menyaring tema dan muatan isi yang akan dipertontonkan di hadapan publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.