Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Pangestu Melayat Frans Seda

Kompas.com - 31/12/2009, 20:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu melayat almarhum ekonom Frans Seda di rumah duka  jalan Metro Kencana V, Jakarta Kamis (31/12/2009) malam ini.

Perempuan keturunan Tionghoa ini menuturkan dirinya mengenal almarhum Frans sejak masih kecil. Saat itu, Frans merupakan sahabat dekat ayahnya, Jusuf Pang Lay Kim, atau yang lebih dikenal dengan J.E Pangestu.

"Saya mengenal beliau (Frans) sudah lama sekali waktu saya masih kecil. Peran beliau dengan Ayah saya itu mendirikan Atmajaya dan beliau duduk sebagai pembina Atmajaya," ungkapnya seusai melayat.

Mari melanjutkan, Frans juga sering bertandang ke rumahnya saat acara keluarga. Mari menilai Frans merupakan sosok yang berani menghadapi segala tantangan di hadapannya, khususnya dalam membangun negeri.

Tak hanya itu, Frans yang juga sebagai Dewan Komisaris Kompas Gramedia ini, juga memiliki komitmen tinggi untuk membangun Indonesia Timur.

Diketahui, Frans dilahirkan di Maumere, Flores Nusa Tenggara Timur. Di bidang politik, dia pernah menjadi Ketua Umum Partai Katolik tahun 1960-1968. Kemudian pada tahun 1960-1964 , Frans menjadi anggota DPR Gotong Royong dan MPRS mewakili golongan Katolik, dan anggota Dewan Penasehat PDI sejak 1971, kemudian PDI Perjuangan hingga 2008 .

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan Taufik Kiemas dan Wakil Presiden Boediono yang direncanakan akan hadir melayat hari ini, sejauh ini belum terlihat hadir di rumah duka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

MK Akan Tentukan Lagi Status Anwar Usman dalam Penanganan Sengketa Pileg

Nasional
Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Sidang Putusan Praperadilan Panji Gumilang Digelar Hari Ini

Nasional
Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Mati Suri Calon Nonpartai di Pilkada: Jadwal Tak Bersahabat, Syaratnya Rumit Pula

Nasional
Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Anak SYL Minta Uang Rp 111 Juta ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Nasional
PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

PKB Mulai Uji Kelayakan dan Kepatutan Bakal Calon Kepala Daerah

Nasional
SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

SYL Mengaku Tak Pernah Dengar Kementan Bayar untuk Dapat Opini WTP BPK

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Draf RUU Penyiaran: Lembaga Penyiaran Berlangganan Punya 6 Kewajiban

Nasional
Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Draf RUU Penyiaran Wajibkan Penyelenggara Siaran Asing Buat Perseroan

Nasional
Draf RUU Penyiaran Atur Penggabungan RRI dan TVRI

Draf RUU Penyiaran Atur Penggabungan RRI dan TVRI

Nasional
[POPULER NASIONAL] 'Curhat' Agus Rahardjo saat Pimpin KPK | Banjir Bandang di Sumbar Tewaskan Lebih dari 40 Orang

[POPULER NASIONAL] "Curhat" Agus Rahardjo saat Pimpin KPK | Banjir Bandang di Sumbar Tewaskan Lebih dari 40 Orang

Nasional
Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com