Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Gus Dur Bapak Pluralisme Indonesia

Kompas.com - 31/12/2009, 14:18 WIB

JOMBANG, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan almarhum KH Abdurrahman Wahid adalah tokoh nasional yang sejak awal mengedepankan pluralisme dan kemajemukan di Indonesia sehingga patut disebut sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
    
Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan sambutan usai pemakaman mantan Presiden ke-4 RI itu di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis siang.
    
"Sebagai pejuang reformasi almarhum selalu ingat akan gagasan universal, bahwa kita menghargai kemajemukan melalui ucapan, sikap, dan perbuatan. Gus Dur menyadarkan sekaligus melembagakan penghormatan kita pada kemajemukan ide dan identitas, kemajemukan pada kepercayaan agama, etnik, dan kedaerahan. Beliau adalah bapak multikulturalisme dan plurasme di Indonesia," kata Presiden.
    
Lebih lanjut Kepala Negara mengatakan sejarah Indonesia mencatat, Gus Dur adalah tokoh yang memiliki jasa besar terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia dalam segi keagamaan, demokrasi dan anti diskriminasi.
    
"Pada 1998, beliau bersama pemimpin dan ulama NU mendirikan PKB, sebuah partai yang hingga hari ini memperjuangkan kemajuan bangsa atas dasar Islam dan kebangsaan. Beliau juga pemikir Islam yang sangat dihormati di Indonesia dan dunia. Beliau juga dikenal tokoh yang berpengaruh di kalangan Nahdiyin dan kalangan masyarakat Indonesia," tegasnya.
    
Ia menambahkan, saat menjabat sebagai presiden, Gus Dur menetapkan kebijakan yang mengurangi diskriminasi dan menegaskan bahwa negara memuliakan kemajemukan. Jasa beliau terhadap perkembangan masyarakat dan bangsa yang berlandaskan demokrasi sungguh sangat berarti pada negara Indonesia.
    
Meski demikian, kata Presiden, sebagai manusia biasa dan juga pemimpin, tentu pernah diliputi kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, Kepala Negara meminta semua pihak dengan hati yang besar dan jernih untuk menghargai jasa-jasa Gus Dur.
    
"Dengan jujur dan hati yang bersih, kita akui begitu banyak jasa diberikan tapi kita sadari sebagai manusia biasa dan pemimpin tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan, untuk itu mari kita sebagai bangsa yang berjiwa besar ucapkan terima kasih dan penghargaan atas darma bakti pada bangsa dan negara," kata Presiden.
    
Upacara pemakaman mantan Presiden Abdurrahman Wahid berlangsung mulai pukul 13:10 WIB hingga pukul 14:10 WIB dipimpin langsung oleh Presiden Yudhoyono. Ikut hadir Ibu Ani Yudhoyono, Wapres Boediono dan Ibu Herawati, mantan Wapres Try Sutrisno beserta ibu Try Sutrisno serta sejumlah menteri kabinet Indonesia Bersatu dan para tokoh nasional lainnya.
     
Ribuan orang memadati areal pesantren itu dan berebut untuk mendekat dan melihat langsung prosesi pemakaman yang berlangsung dalam Upacara Kenegaraan. Suara tahlil dan isak tangis mewarnai proses pemakaman itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com