Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan "Kompas" Vincentia Hanni Telah Tiada

Kompas.com - 11/12/2009, 19:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah melewati perjuangan yang berat melawan penyakit kankernya beberapa tahun terakhir, wartawati Kompas Vincentia Hanni Sulistyaningtias (36), hari Jumat (11/12/2009) pukul 11.20, meninggal dunia.

Menurut rencana, jenazah rekan yang akrab dengan inisialnya VIN itu akan dimakamkan hari Sabtu (12/12/2009) besok di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Sampai dengan malam ini, jenazah VIN masih disemayamkan di rumah duka di Jalan Pancoran Barat VIII/5 RT 09 RW 03, Pancoran, Jakarta Selatan. Sebelum pemakaman, akan dilakukan misa arwah (requiem) di rumah duka pukul 09.00.

VIN yang lahir di Jakarta bergabung dengan Harian Kompas pada tahun 2000 dan lama bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), atau berita-berita yang berkait dengan permasalahan hukum. Oleh rekan-rekannya, VIN dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan rendah hati.

Heru Margianto, jurnalis di Kompas.com yang mengenal dekat VIN, menyatakan, VIN adalah pribadi yang rendah hati dan hangat serta selalu mau membantu rekan-rekannya sesama jurnalis di lapangan. Menurut dia, di KPK VIN mempunyai daya tembus yang tinggi dan informasinya selalu akurat.

Meski demikian, VIN tidak pernah keberatan jika ada sesama jurnalis yang bertanya atau meminta informasi darinya. "Pokoknya asyik kalau di lapangan sama dia," kata Heru yang akrab disapa Mbonk itu.

Ketertarikan VIN pada dunia jurnalistik sudah terlihat sebelum bergabung ke Kompas. Bersama dengan adiknya, Damar, dan sejumlah teman lain, VIN yang lulusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan Bandung angkatan '91 itu pada tahun 1998 mendirikan majalah online "KQ Online".

Di redaksi majalah yang menggunakan alamat orangtua VIN di Jalan Pancoran Barat VIII/5 itulah Mbonk pertama kali bertemu VIN. "Waktu itu sebetulnya saya benar-benar minder, karena sama sekali belum mengenal dunia jurnalistik," kata Mbonk.

Akan tetapi, keramahan dan ketulusan VIN dan rekan-rekan di majalah online yang ketika itu masih sangat baru itu membuat Mbonk nyaman bekerja. "Saya memang hanya dua edisi di sana, tetapi saya mengenal cukup dekat VIN dan keluarganya," kata Mbonk.

Sebagai wartawan, VIN bukan hanya dikenal gigih dan mempunyai daya tembus tinggi. Dia juga dikenal sebagai pekerja keras. "Bahkan dalam kondisi sakit pun dia tetap bekerja," kata Redaktur Pelaksana Kompas Budiman Tanuredjo.

"Untuk penulisan soal pemberantasan korupsi, VIN termasuk gigih dan pernah mendapat penghargaan," kata Redaktur Nasional Kompas Myrna Ratna.

VIN juga tidak banyak mengeluhkan soal penyakitnya. Ia juga tidak menyerah pada penyakit yang belum ada obatnya itu. Dalam rangka berupaya mencari kesembuhan, ia bahkan pernah berobat sampai ke China.

Kini, semua penderitaan itu berakhir sudah. Allah Bapa Yang Maha Kasih telah memeluknya dalam kedamaian dan membawanya ke tempat yang paling indah. Tempat di mana tidak ada lagi rasa sakit dan derita....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com