Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pengacara KPK Siapkan Antisipasi Keputusan Presiden

Kompas.com - 23/11/2009, 13:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim pengacara pimpinan (nonaktif) KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra Marta Hamzah, telah menyiapkan sejumlah antisipasi terhadap berbagai kemungkinan keputusan yang akan diambil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
    
"Kami telah menyiapkan berbagai bentuk antisipasi," kata anggota tim pengacara, Taufik Basari, ketika ditemui di Gedung KPK, Jakarta, Senin (23/11).
    
Tim Delapan telah menyelesaikan pekerjaan dan menyerahkan rekomendasi penyelesaian kasus Bibit dan Chandra kepada Presiden Yudhoyono.
   
Tim Delapan terdiri atas Ketua Adnan Buyung Nasution, Wakil Ketua Koesparmono Irsan, Komaruddin Hidayat, Anies Baswedan, Hikmahanto Juwana, Amir Syamsuddin, Todung Mulya Lubis, dan Sekretaris Denny Indrayana.
    
Tim ini ditugaskan Kepala Negara untuk melakukan verifikasi  terhadap data pada kasus hukum yang dihadapi pimpinan (nonaktif) KPK, Bibit Rianto dan Chandra Hamzah.
    
Bibit dan Chandra terjerat kasus dugaan penyalahgunaan wewenang dan dugaan pemerasan. Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi.
    
Salah satu isi rekomendasi Tim Delapan itu adalah penghentian kasus tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tim Delapan berpendapat penyidik kepolisian tidak memiliki cukup bukti untuk melanjutkan kasus itu.
    
Taufik Basari menjelaskan, tim pengacara Bibit dan Chandra akan berkumpul untuk mematangkan rencana terkait keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan disampaikan pada Senin malam ini.

Namun, dia tidak bersedia menjelaskan berbagai antisipasi yang telah disiapkan oleh tim pengacara. Taufik menjelaskan, tim pengacara tetap berpendapat rekomendasi Tim Delapan harus dijalankan oleh Presiden. "Rekomendasi itu harus dijalankan karena memang tidak ada kasus," kata Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com