Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSM: Tak Ada Alasan Mempertahankan Susno

Kompas.com - 19/11/2009, 16:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Desakan kepada Presiden untuk mencopot Jaksa Agung Hendarman Supandji, Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, dan Kabareskrim Komjen Susno Duadji kembali didengungkan pasca-penyerahan rekomendasi Tim Delapan kepada Presiden. Ketiganya dinilai pantas dicopot dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka sebagai pejabat negara.

"Kedua pucuk pimpinan institusi ini harus bertanggung jawab atas tragedi hukum ini. Tidak ada alasan untuk mempertahankan mereka," tutur Yudi Koto dari Transparency International Indonesia (TII) dalam keterangan pers Koalisi Masyarakat Darurat Keadilan di kantor Indonesian Corruption Watch (ICW), Kamis (19/11).

Sementara itu, menurutnya, pencopotan Susno harus segera dilakukan karena Susno diduga kuat terlibat dalam kasus suap pencairan dana Bank Century yang tegah diselidiki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Koalisi bahkan sepakat dengan Tim Delapan yang tidak memercayai pernyataan Susno bahwa dirinya melakukan kontra-intelijen terhadap tindakan KPK dalam rekaman percakapannya dengan pengacara Budi Sampoerna, Lucas.

"Tidak ada alasan pula untuk tetap mempertahankan Susno," tandasnya. Selain itu, para penyidik polisi yang berhubungan dengan Anggodo Widjojo harus pula diberi sanksi. Sementara itu, mantan Jamintel Wisnu Subroto dan mantan Wakil Jaksa Agung AH Ritonga harus segera diperiksa.

Presiden jangan jilat ludah sendiri

Koordinator ICW Danang widoyoko menegaskan bahwa tak ada yang salah dalam rekomendasi Tim Delapan karena keseluruhannya berada dalam kultur hukum yang dibuat oleh yang mayoritas berlatar belakang ilmu hukum.

"Sangat berbahaya kalau Presiden membentuk tim, tapi tidak melanjutkan atau meluruskan rekomendasi tim yang dibentuknya sendiri. Ya kita tidak percaya seorang SBY ada di posisi itu, kita tidak bisa menerima kalau SBY sebagai Presiden menjilat ludahnya sendiri," ujarnya.

"Kalau dalam level plintat-plintut masih oke, tapi kalau dalam level tidak melaksanakan, menurut saya apakah Presiden masih layak? Kalau rekomendasi tidak dilaksanakan, apakah masih perlu di istana?" tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com