JAKARTA, KOMPAS.com - Dinamika kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasruddin Zulkarnaen yang diduga didalangi oleh mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat Ketua Tim Delapan Adnan Buyung Nasution makin yakin ada ketidakberesan dalam proses penegakan hukum di Indonesia.
"Makin terungkap dan kentara ada sesuatu yang tidak beres di negeri ini, dirinya merasa prihatin dengan gejala-gejala dan fakta yang terungkap, baik dalam kasus Bibit-Chandra maupun Antasari, tidak ada bukti-bukti yang kuat begitu juga dalam kasus Antasari yang sekarang sudah terkuak," tutur Buyung di Kantor Wantimpres, Rabu (11/11).
Buyung melihat bahwa fakta yang diungkapkan mantan Kapolres Jakarta Selatan Wiliardi Wizard bahwa Berita Acara Perkara (BAP) miliknya direkayasa menunjukkan keprihatinan terhadap agenda penegakan hukum dan kepemimpinan di Indonesia.
Dalam situasi seperti ini, Buyung meminta Presiden harusnya tegas. "Presiden harus tegas, ada kaitannya dukung mendukung, ada skenario besar, presiden harus tegarkan hatinya, paling tidak mempertanyakan apa yang salah pada negeri ini, mau dibawa kemana negeri ini, nasibnya gimana?" lanjut Anggota
Wantimpres ini. Buyung menilai Presiden harusnya segera bertindak menyelesaikan kasus ini tanpa diminta. "Begitu pula dengan anggota dewan. Jangan hanya berkutat dan berputar di satu tempat saja," ungkap Buyung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.