Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pilihan Ganda Menjerumuskan

Kompas.com - 01/11/2009, 19:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembiasaan evaluasi atau tes dengan soal-soal pilihan ganda dari tingkat SD hingga perguruan tinggi dinilai menjerumuskan siswa. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa Indonesia hanya kuat dalam kemampuan menghafal atau di level pengetahuan, sedangkan kemampuan menalar dan menerapkan ilmu pengetahuan sangat rendah.

Oleh karena itu, dalam aspek penilaian atau evaluasi siswa, baik yang dilakukan guru maupun pemerintah, perlu digalakkan penggunaan item uraian. Soal-soal pilihan ganda mendorong siswa untuk menebak jawaban tanpa berpikir terlebih dahulu dan memudahkan peserta yang berniat tidak jujur.

Demikian kajian yang dikemukan sejumlah peneliti dari beberapa perguruan tinggi berdasarkan hasil-hasil tes internasional yang diikuti siswa Indonesia dalam seminar bertema mutu pendidikan dasar dan menengah. Penelitian dilakukan berkolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas di Jakarta.

Sejak tahun 1990-an hingga saat ini, Indonesia terlibat dalam tes internasional yang diikuti siswa dari negara-negara maju dan berkembang yakni Programme for International Student Assesment (PISA) di bidang membaca, matematika, dan sains untuk siswa SMP; Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) bidang membaca untuk siswa SD; serta Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) bidang matematika dan sains untuk siswa SMP. Hasil tes menunjukkan kemampuan siswa Indonesia masih berada di bawah standar internasional.

Kemampuan rata-rata siswa Indonesia dalam merespon item format uraian lebih rendah dibandingkan merespons item format pilihan ganda. Kondisi itu secara umum menunjukkan siswa Indonesia lemah untuk melakukan analisis, prediksi, dan membuat kesimpulan.

Felicia N Utordewo dari Universitas Indonesia mengatakan prestasi membaca siswa SD Indonesia bukan saja terlihat rendah dalam PIRLS, tapi juga dalam ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN). Siswa Indonesia tidak terlatih untuk menyampaikan pikirannya dalam bahasa yang runtut dan jelas.

"Mereka sigap dalam menjawab soal pilihan ganda, namun mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran secara mandiri dalam bentuk esei," kata Felicia.

Dalam penyusunan soal perlu dirakit soal-soal esei yang tidak memerlukan jawaban yang panjang. Melalui soal seperti itu, siswa terdidik untuk berpikir mandiri dan memutuskan jawaban sendiri, tanpa bantuan pilihan.

Heri Retnawati dari Universitas Negeri Yogyakarta, mengatakan salah satu yang mempengaruhi kesulitan siswa Indonesia menjawab soal-soal dalam tes internasional karena tidak terbiasa mengerjakan evaluasi skala nasional dengan soal esei atau lebih terbiasa dengan soal pilihan ganda. Di soal TIMSS banyak soal yang bersifat penerapan dan penalaran, sehingga akan menyulitkan siswa yang tidak terbiasa berpikir analitis.

Ujian nasional yang berbentuk pilihan ganda jadi acuan model penilaian di sekolah. Guru pun melaksanakan ujian dengan bentuk soal pilihan ganda. "Selain pilihan ganda, perlu dikembangkan soal uraian sehingga peserta berusaha dan terlatih untuk berfikir kritis dan logis yang merupakan indikator peningkatan kualitas siswa dan kualitas pendidikan Indonesia," ujar Retnawati.

Wasis dari Universitas Negeri Surabaya mengingatkan supaya kegiatan pembelajaran harus memberikan ruang yang lebih luas lagi bagi siswa untuk melakukan proses menalar dan menerapkan dibandingkan mengumpulkan pengetahuan semata. "Keterampilan tersebut belum dikuasai siswa Indonesia," ujar Wasis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com