Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap Bibit-Chandra, Polisi Penjarakan Kebebasan Berekspresi

Kompas.com - 30/10/2009, 15:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Alasan kepolisian menahan dua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah, karena telah melakukan konfrensi pers yang menggiring opini publik bukanlah alasan yang tepat. Alasan tersebut justru memberi kesan pihak kepolisian melanggar hak seseorang untuk berekspresi dan berpendapat.

"Penangkapan Bibit-Chandra karena telah melakukan konfrensi pers telah melanggar kebebasan berpendapat. Terkesan mengada-ada dan polisi tidak mandiri dalam kasus ini," ucap Koordinator Riset Bidang Keamanan Imparsial Al Araf di Jakarta, Jumat (30/10).

Ia menurutnya, penahan tersebut justru membuat masyarakat mempertanyakan kinerja aparat kepolisian. Kasus ini lebih syarat dengan nuansa politik dan tapi situasi hukum yang penuh tekanan. Selain itu, kata dia, penahanan Bibit-Chandra merupakan suatu tindakan diskriminatif.

Selain mereka berdua masih banyak pihak lain yang terlibat dalam kasus penyalahgunaan wewenang dan duagaan suap Sistem Komunikasi Radio Terpadu. "Yang ditahan hanya mereka berdua, padahal yang terlibat pasti jauh lebih banyak," ucapnya.

Bhatara Ibnu Reza, anggota Imparsial, menambahkan, sejak awal pihak kepolisian tidak mempunyai alasan yang kuat untuk memeriksa dan menahan Bibit-Chandra. Setelah dilakukan pemeriksaan barulah pihak kepolisian mencari-cari alasan.

Selain itu, penetapan tersangka oleh kepolisian dengan tuduhan penyalahgunaan wewenang bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, dalam hukum tata negara penyalahgunaan wewenang tidak tergolong tindakan pidana, tetapi pelanggaran administratif. "Kalau penyalahgunaan wewenang bukan tindakan pidana, melainkan pelanggaran administratis," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com