Lebih lanjut dalam kesempatan terpisah, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Muladi meminta Polri segera menyelidiki orang-orang yang disebut dalam transkrip rekaman, yang berisi percakapan sejumlah pihak termasuk beberapa petinggi Kejaksaan Agung RI dan diduga bertujuan merekayasa kasus yang melibatkan Bibit dan Chandra.
“Memang sebenarnya rekaman itu kan simpang siur dan tidak jelas, bahkan menyebut nama RI-1. Jadi yang perlu dikejar adalah orang-orang yang disebut di dalam (transkrip) situ, terutama yang perempuan itu. Saya kok jengkel sekali dengan dia itu, ya. Siapa dia sebenarnya, kok terkesan berkuasa sekali mengatur sistem peradilan di negeri ini dan merendahkan Presiden juga,” ujar Muladi.
Hal itu disampaikan Muladi seusai membuka dan menjadi pembicara pembuka (keynote speaker) dalam acara uji publik Qanun Jinayat di Aceh, yang digelar Komnas Perempuan di Gedung Lemhannas.
Muladi menambahkan, aparat intelijen terutama Badan Intelijen Negara (BIN) harus turun tangan tanpa perlu diperintah lagi untuk mengejar dan mengungkap orang-orang yang disebut-sebut dalam transkrip tersebut. Namun, Muladi meminta kepolisian terus melanjutkan kasus Bibit dan Chandra tanpa perlu terpengaruh transkrip rekaman tadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.