Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Indonesia Pertama Pendaki Everest Dirawat di Rumah Sakit Jiwa

Kompas.com - 12/10/2009, 07:15 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Wanita Indonesia pertama pendaki Puncak Everest, Clara Sumarwati (44), kini dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof dr Soerojo, Magelang. Dia adalah warga Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai Puncak Gunung Everest pada 1996.

Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Prof dr Soerojo, Magelang, Bella Patriajaya mengatakan, Clara adalah pasien kambuhan yang sudah tiga kali ini menjalani perawatan di RSJ. Gangguan jiwa yang dideritanya beberapa kali kambuh karena dia tidak rutin mengonsumsi obat.  

"Namun, sejauh ini, kami belum bisa menyimpulkan faktor pemicu apa yang menyebabkan Clara mengalami gangguan jiwa," ujarnya, Minggu (11/10).

Clara pertama kali masuk dan dirawat di RSJ pada 1997. Selama di RSJ, dia pun kerap bercerita bahwa dia pernah mendaki Gunung Everest. Namun, ceritanya kerap diabaikan oleh para tenaga medis karena dianggap hanya sebagai bagian dari khayalannya.

"Kami pun bertambah tidak percaya karena pihak keluarganya sendiri menyangsikan dia pernah mendaki gunung," ujarnya.

Prestasi Clara dan keberadaannya sebagai sosok istimewa yang pernah mengharumkan nama bangsa baru terungkap pada minggu lalu ketika ada sejumlah tim penilai pemuda pelopor dari Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga yang datang untuk menilai Poppy Safitri, wakil kontingen Jawa Tengah untuk lomba pemuda pelopor tingkat nasional. Salah satu aktivitas Poppy adalah mengajar tari di RSJ. Dalam kunjungan ke RSJ itulah, salah satu anggota tim mengenali sosok Clara.  

Sekarang ini, Clara sudah menjalani perawatan di RSJ selama dua minggu. Kendati kondisinya membaik, keluarga menolak menjemputnya karena khawatir sewaktu-waktu Clara kumat kembali.

Surat penolakan menjemput ini bahkan dilampiri keterangan dari RT dan RW setempat dari alamat tempat tinggalnya di Minggiran, Sleman, DIY, yang menyatakan lingkungan sekitarnya juga menolak keberadaan wanita ini kembali.  

"Dengan kondisi tersebut, Clara tidak bisa dipulangkan, dan kami tampung dulu di sini," ujarnya.

Menurut Bella, ini merupakan kondisi yang rutin dialami pasien di RSJ. Dengan berbagai kejadian semacam ini, dapat disimpulkan bahwa selain beban gangguan jiwa yang dialaminya, pasien sebenarnya menanggung masalah yang lebih besar, yaitu beban sosial karena ditolak oleh lingkungannya.

"Ini lumrah terjadi pada pasien gangguan jiwa mana pun, termasuk mereka yang berprestasi seperti Clara," ujarnya.

Dalam pencarian informasi di google.co.id, terdapat 889 keluaran yang menyebutkan bahwa Clara Sumarwati adalah pendaki asal Indonesia dan Asia Tenggara pertama yang berhasil mencapai Gunung Everest di ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut. Atas prestasinya ini, dia mendapatkan penghargaan Bintang Nararya dari pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com