Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Silat Itu Ternyata Masuk Jaringan Teroris

Kompas.com - 19/09/2009, 07:43 WIB

”Mas Adib bilang, ’Dik, jangan beri tahu orangtua dan teman lain ya kalau kita latihan’,” tutur Andika, menirukan ucapan Susilo yang kadang menggunakan bahasa Indonesia dan tak jarang berbahasa Jawa.

Keempat anak itu mengaku pernah bertanya kepada Susilo tentang tujuan latihan bela diri tersebut. ”Kami tanya, ’Latihan silat buat apa, Mas?’ Kata Mas Adib, ’Buat jaga diri dari lawan yang mau memukul atau kalau bertengkar dengan teman’,” cerita Indro.

Susilo selama ini, antara lain, mengajarkan bagaimana posisi kuda-kuda yang baik, memukul, menangkis, dan menendang. Andika, Indro, dan Kenvin yang kemarin memperagakan gerakan-gerakan yang diajarkan tersebut mengaku sangat senang bisa berlatih bela diri.

Saat bersama Susilo, kata ketiga anak itu, mereka diajarkan shalat dan mendengarkan cerita mengenai Nabi Muhammad SAW. Setiap mengikuti TPA dan latihan bela diri, pintu masuk ke rumah itu pun selalu dikunci. ”TPA dan latihan bela diri dilakukan di teras rumah,” papar ketiga anak tersebut.

Andika, Indro, dan Kenvin mengaku tak pernah peduli dengan penguncian rumah seperti itu. Makanan kecil yang disuguhkan Munawaroh, seperti kacang dan jeli, dinilai jauh lebih menarik.

Kamis pekan lalu, Susilo dan Munawaroh menggelar buka puasa bersama anak-anak yang ikut TPA. ”Waktu buka puasa, Mbak Putri (Munawaroh) bilang, mereka cuma tinggal sebentar di sini. Senin lalu juga tak ada kegiatan karena Mbak Putri dan Mas Adib pergi,” ujar Indro.

Terkejut

Tumini (55), ibu kandung Andika, mengaku terkejut ketika Kamis lalu anaknya menceritakan bahwa selama ini dia berlatih bela diri dengan Susilo. ”Andika baru cerita sekarang karena Mas Adib pesan enggak boleh cerita ibu,” ujarnya.

Sebagai orangtua, Tumini mengaku khawatir ketika mendengar pengakuan anaknya tersebut. ”Kalau tahu dari awal, saya tak akan mengizinkan anak saya ikut bela diri,” katanya.

Kendati demikian, Tumini dan orangtua peserta TPA lainnya mengaku lega setelah polisi melumpuhkan Susilo dan kelompok teroris yang ada di rumahnya, terutama Noordin M Top. ”Saya sendiri enggak menyangka kalau itu (Susilo) teroris. Wong kemarin (Rabu) Mbak Putri baru saja beli minuman es di sini,” katanya.

Tak hanya para orangtua yang terkejut ketika tahu Susilo terlibat jaringan teroris. Ketua RT 03 Kampung Kepuhsari Suratmin juga demikian. Bahkan, Partini (56), yang rumahnya persis bersebelahan dengan rumah kontrakan Susilo, mengatakan sama sekali tak mengira Susilo terkait terorisme.

Susilo yang selama ini tidak pernah mengikuti kegiatan kampung cukup berhasil mengelabui warga di lingkungan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan TPA dan keramahan keluarganya ternyata telah ”membutakan” mata masyarakat setempat. (SONYA HELLEN SINOMBOR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com