Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Silat Itu Ternyata Masuk Jaringan Teroris

Kompas.com - 19/09/2009, 07:43 WIB

KOMPAS.com — Hingga Jumat (18/9) kemarin, Andika Bayu Pamungkas (12), Indro Purnomo (11), dan Kenvin Youvie Pratama (10) masih tak percaya jika Susilo, penghuni rumah kontrakan di RT 03 RW 11, Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah, masuk dalam jaringan teroris.

Sebab, Susilo (23) dan istrinya, Putri Munawaroh (19), selama ini terkesan sangat baik, terutama dalam menyelenggarakan Taman Pengajian Al Quran (TPA) untuk anak-anak di kampung tersebut.

”Waktu kemarin (Rabu tengah malam) ada tembak-tembakan, terus dibilangi, katane Mas Adib teroris, rasane ndak percaya. Abis orange baik banget. Kalau lagi belajar iqra, kami selalu diberi makanan,” papar Indro, yang diiyakan Andika dan Kenvin.

Andika adalah siswa kelas I SMP Negeri 26 Kepatihan Solo; Indro siswa kelas VI SDN Kendalrejo, Mojosongo; dan Kenvin siswa kelas IV SDN Kendalrejo.

Ditemui di rumah Andika kemarin, ketiga anak lelaki itu menceritakan pengalaman mereka mengikuti TPA yang diajarkan Munawaroh dan bela diri pada Susilo yang akrab dipanggil Mas Adib. Kegiatan TPA berlangsung pada hari Senin, Selasa, dan Kamis mulai pukul 16.00 sampai dengan selesai, sedangkan latihan bela diri setiap Senin setelah mengikuti TPA.

Baru dilaporkan

Latihan bela diri yang diajarkan Susilo, menurut ketiga anak tersebut, baru dilaporkan kepada orangtua mereka Kamis lalu setelah rumah kontrakan Susilo digerebek Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar (Mabes) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Tanpa diketahui orangtua mereka, sejak pertengahan Agustus secara diam-diam Susilo merekrut empat anak laki-laki dari 18 anak yang ikut TPA yang dikelola istrinya. Yang terpilih adalah Andika, Indro, Kenvin, dan Dwi Nur Cahyo (siswa kelas II salah satu SMP di Solo).

Sebenarnya anak laki-laki yang ikut TPA ada delapan orang. Namun, yang dipilih ikut latihan pencak silat keempat anak itu karena yang lain dinilai masih kecil. Mereka direkrut saat Susilo menceritakan kisah tentang Nabi Muhammad SAW.

Latihan di teras rumah kontrakan Susilo itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Keempat anak yang dilatih Susilo dilarang keras memberi tahu kegiatan tersebut kepada siapa pun, termasuk orangtua mereka. Alasannya, jika dilaporkan, nanti dilarang orangtua mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com