Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 10 Fakta Tentang Noordin M Top!

Kompas.com - 18/09/2009, 05:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Pepatah ini mungkin tepat menggambarkan sepak terjang gembong teroris Noordin M Top (41).

Setelah sembilan tahun diburu, akhirnya Noordin berhasil ditumpas oleh Detasemen Khusus 88 Mabes Polri dalam sebuah penyergapan selama sembilan jam di Kampung Kepuh Sari RT 3 RW 11, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah.

Penyergapan berlangsung berlangsung sejak Rabu (16/9) tengah malam. Berikut ini adalah sepuluh fakta tentang gembong teroris paling dicari di Asia Tenggara ini:

1. Noordin, lahir 11 Agustus 1968, merupakan warga negara Malaysia yang menyelundup masuk ke Indonesia melalui Riau pada awal tahun 2002. Sebelum ke Indonesia, sejak tahun 1995 Noordin terlebih dahulu aktif di Pondok Pesantren Luqmanul Hakiem yang berafiliasi pada jaringan Jemaah Islamiyah. Di ponpes yang pada puncaknya pernah memiliki 350 santri tersebut, Noordin sempat dipercaya menjabat sebagai kepala sekolah.

2. Tidak saja dikenal sebagai ahli perakit bom, jebolan Universiti Teknologi Malaysia ini juga memiliki reputasi dalam merekrut "calon pengantin" atau pelaku bom bunuh diri.

3. Noordin dipercaya bertanggung jawab atas empat bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia, seperti Bom JW Marriott pada tahun 2003, Bom Kedutaan Besar Australia pada tahun 2004, tiga restoran padat warga asing di Denpasar, Bali, pada tahun 2005, serta Bom Mega Kuningan pada tahun 2009. Atas tindakan tersebut, lebih 200 orang tewas. Angka ini terdiri dari korban lokal maupun warga asing.

4. Ketika hengkang dari Malaysia, Noordin meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Selama buron di Indonesia, Noordin setidaknya telah menikahi dua warga Indonesia. Kedua orang tersebut adalah Munfiatun, dinikahinya pada bulan Mei 2004, dan Arina Rahmah, pada bulan September 2005.

5. Noordin dikenal sebagai gembong teroris yang licin bak belut. Pria kelahiran Johor ini setidaknya telah empat kali lolos dalam penyergapan oleh Densus 88. Pertama pada bulan November 2005 di Kota Batu, Jawa Timur. Pada penyergapan ini, Dr Azahari tewas tertembak. Kedua pada penyergapan di Wonosobo bulan April 2006. Ketiga pada penyergapan di Palembang bulan Juli 2008. Terakhir di Bekasi pada bulan Agustus 2009.

6. Noordin bersama kelompoknya diyakini pernah merencanakan penyerangan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pertengahan bulan Agustus 2009. Hal ini terungkap seiring ditemukannya sekitar setengah ton bahan peledak di Perumahan Puri Nusa Phala, Bekasi.

7. Kemampuan Noordin dalam merekrut dan merencanakan pengeboman diyakini telah terwariskan ke pengikutnya. Hal ini terbukti dengan keberadaan Ustadz Saifudin Zuhri bin Jaelani Irsyad. Saifudin Zuhri berhasil merekrut Ibrohim, penata bunga di Ritz-Carlton, dalam perencanaan peledakan bom Mega Kuningan. Mabes Polri sendiri mengungkapkan, Ibrohim memegang peranan dominan dalam perencanaan bom Mega Kuningan, di antaranya melakukan survei dan menyelundupkan bom ke dalam hotel melalui akses masuk karyawan.

8. Selama buron, Noordin lebih banyak menghabiskan waktunya di berbagai pelosok kota di Pulau Jawa, mulai dari Bandung, Cilacap, Solo, Surabaya, hingga Blitar. Pulau Jawa yang padat dan masyarakatnya yang cenderung permisif turut mendukung persembunyiannya. Noordin juga diyakini tidak pernah singgah di tempat yang pernah ditinggalinya.

9. Mabes Polri pernah "menghargai kepala" Noordin Rp 1 miliar.

10. Noordin tewas dalam penyergapan di Jebres, Solo, pada tanggal 16 September. Noordin tewas bersama dengan Susilo alias Adib, Bagus Budi Pranoto alias Urwah, dan Ario Sudarso alias Aji. Dua orang terakhir ini merupakan orang yang masuk ke dalam daftar pencarian orang Mabes Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com