Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Sosok Bagus alias Urwah

Kompas.com - 17/09/2009, 09:02 WIB

KUDUS, KOMPAS.com — Bagus Budi Pranoto alias Urwah diduga menjadi salah seorang korban tewas dalam penggerebekan Tim Densus 88 di Jebres, Solo, Jawa Tengah. Bagus adalah satu dari empat nama yang diumumkan kepolisian masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Dia diduga terlibat dalam aksi terorisme pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, beberapa waktu lalu.

Menurut keterangan polisi, alamat terakhir Bagus di Desa Klisat Mijen RT 08 RW 01, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah. Namun, dari penelusuran dia tidak lagi tercatat sebagai warga di desa itu.
    
"Berdasarkan hasil catatan sipil dari Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Kudus, warga kami yang bernama Bagus Budi Pranoto tidak lagi terdaftar sebagai warga Mijen," kata Kepala Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Sujono, Kamis (20/8).
     
Kalau didasarkan pada catatan kartu keluarga (KK) yang dikeluarkan tahun 2006, katanya, Bagus masih tercatat sebagai anggota keluarga Isman bersama tiga adiknya yang lain.
     
"Adapun berdasarkan catatan terakhir anggota keluarga Isman yang masih terdaftar dalam catatan sipil sementara, hanya Isman dan istri serta anak keduanya," ujarnya.
     
Untuk itu, kata dia, nama Bagus dalam KK keluarga Isman yang dikeluarkan pada 2006 diberi keterangan pindah karena menikah dengan warga Solo. "Demikian pula anak Isman yang lain, seperti Faris, diberi keterangan meninggal, sedangkan Wati pindah alamat karena menikah," ujarnya.
     
Hanya saja, kata Sujono, pihak desa hingga kini belum mengetahui alamat terakhir Bagus. "Bahkan, kami juga tidak mengetahui adanya informasi Bagus pernah dipenjara terkait dengan jaringan teroris. Kami mengetahui informasi tersebut justru dari sejumlah media," ujarnya.
     
Warga tidak tahu

Berdasarkan catatan di pemerintahan di Desa Mijen, katanya, Bagus merupakan anak pertama dari empat bersaudara.          
     
Sementara itu, Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’rifatul Ulum 01 di Desa Mijen Fatoni mengakui bahwa Bagus memang pernah menempuh pendidikan di sekolah ini hingga lulus. "Berdasarkan catatan sekolah, dia masuk tahun 1984 dan lulus tahun 1989, dengan nomor induk 1246," ujarnya.  
     
Hanya saja, kata dia, saat Bagus menempuh pendidikan di MI Ma’rifatul Ulum, pihaknya belum menjabat sebagai kepala sekolah. "Saya mulai menjabat sebagai kepala sekolah tahun 2001," ujarnya.
     
Meskipun pemberitaan media begitu gencar, ternyata sejumlah warga sekitar rumah kediaman keluarga Bagus belum banyak mengetahui adanya informasi Bagus masuk DPO polisi.
     
Sutini (45), tetangga Bagus, mengakui belum mengetahui informasi adanya pemberitaan terkait status Bagus sebagai DPO polisi. "Selama ini, warga mengenal Bagus sebagai orang yang santun dan rajin beribadah," ujarnya.
     
Sebelumnya, kata Sutini, warga setempat memang pernah mendengar informasi Bagus ditahan polisi karena terkait jaringan teroris. "Saya sempat tak percaya, Bagus ditahan polisi gara-gara terkait aksi terorisme," ujarnya.
     
Anak penjemur gabah

Disinggung soal kepulangan Bagus ke rumah orangtuanya di Desa Mijen, Kecamatan Kaliwungu, menurut Sutini, hanya melihat sekali pada waktu Lebaran 2008. "Setelah itu, saya tidak mengetahui lagi kapan Bagus pulang karena saya sibuk dengan pekerjaan saya sebagai penjual alas penjemur gabah," ujarnya.
     
Ia menambahkan, ayah Bagus juga memiliki aktivitas yang hampir sama, setiap hari sibuk membuat alas penjemur gabah dan dijual sendiri.
     
Meskipun Bagus dikaitkan dengan jaringan teroris, katanya, warga setempat masih bersikap ramah terhadap keluarganya. "Selama ini, keluarga Bagus dikenal baik karena tidak pernah melakukan hal-hal yang merugikan warga sekitar," ujarnya.
     
Berdasarkan keterangan polisi yang merilis identitas empat buronan yang diduga terlibat dalam kasus peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, salah seorang di antaranya adalah Bagus Budi Pranoto alias Urwah.
     
Sementara itu, tiga buronan lainnya adalah Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad alias Udin alias Soleh, Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Usamudin, dan Mohamad Syahrir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Nasional
Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Nasional
Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com