Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Minta Kapolri Tegas Menyikapi Kasus SD

Kompas.com - 10/09/2009, 17:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri yang terkesan diam terhadap konflik yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan salah satu petinggi kepolisian dipertanyakan oleh Indonesian Corruption Watch.

"Makanya kami pertanyakan mengapa Kapolri masih diam saja terkait kasus yang meruncing antara KPK dan pejabat tertentu di kepolisian," ujar peneliti hukum ICW, Febri Diansyah, kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (10/9).

Hubungan antara KPK dan salah seorang petinggi kepolisian meruncing setelah salah seorang petinggi Polri berinisial SD mengaku disadap oleh KPK. Penyadapan itu sendiri terkait dugaan keterlibatan salah seorang petinggi Polri dalam kasus Bank Century.

Hubungan semakin meruncing setelah Mabes Polri, Jumat (4/9), memanggil delapan pejabat KPK terkait dugaan suap yang mengalir ke KPK yang dilakukan oleh bos PT Masaro Radiokom, Anggoro Widjojo. Delapan pejabat KPK menolak memenuhi panggilan Mabes Polri karena panggilan tersebut dinilai tidak jelas.

Menurut Febri, jika memang Kapolri ingin menyelamatkan institusi kepolisian dari oknum tertentu, Kapolri harus memiliki sikap yang jelas dalam kasus yang dinilainya kasus yang sangat penting.

Febri berpesan kepada pihak kepolisian agar senantiasa berhati-hati dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu yang mau menghancurkan KPK. Sebab, saat ini banyak oknum yang ingin komisi pemberangus korupsi itu hancur. "KPK itu seperti kecoa perusak pesta. Jadi pesta mereka diganggu dengan institusi yang bernama KPK dan Pengadilan Tipikor (Tindak Pidana Korupsi). Makanya mereka mau menghancurkan lembaga ini," katanya mengingatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com