Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal RUU Rahasia Negara, DPR Sepakat Tak Buru-buru

Kompas.com - 12/08/2009, 21:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi I DPR RI Theo L Sambuaga menegaskan, pihaknya tetap bersemangat membahas Rancangan Undang Undang Rahasia Negara (RUU RN). Ada empat hal yang membuat Komisi I tetap bersemangat. Intinya, jauh dari anggapan beberapa kalangan yang memandang RUU RN mengancam kebebasan demokrasi.

"Seluruh anggota Komisi I punya penerimaan yang kuat untuk buat UU ini. Semangatnya adalah demokrasi, human rights (hak asasi manusia), pemerintahan yang baik, dan kebebasan pers," kata Theo L Sambuaga, Ketua Komisi I DPR RI, di Jakarta, Rabu (12/8).

Selain itu, menurut Ketua DPP Golkar itu, Komisi I dalam menyusun RUU RN mengacu pada UU Keterbukaan Informasi Publik yang disahkan tahun 2008. Lebih lanjut, Theo mengatakan bahwa masih banyak yang harus dibahas dalam RUU dari pemerintah itu. Misalnya soal definisi rahasia negara, klasifikasinya, pendeklasifikasiannya, resistensinya, ruang lingkupnya, dan masih banyak yang lain masih belum disepakati.

"Kami sepakat dengan masyarakat untuk jangan terburu-buru. Dan teman-teman DPR masih menunggu dan mengharapkan masukan-masukan," ucapnya.

Sekalipun demikian, tambah Theo, pihaknya tetap berharap pada September 2009 RUU tersebut bisa selesai. "Yang jelas, dalam pembahasan tidak ada alasan menunda. Karena sudah masuk dalam pembahasan. Kalau tidak sepakat ya tidak jadi. Tapi bukan menunda pembahasan," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com